Powered By Blogger

September 10, 2009

"Deliver Us From Evil" Melalui Perspektif Etika Kristiani


Deliver Us From Evil merupakan sebuah film yang menceritakan tentang Pastor O’Grady yang adalah seorang Pedofilia dan telah melecehkan banyak anak secara seksual. Banyak korban yang akhirnya berakhir menjadi atheis, disebabkan banyak keluarga yang terheran-heran, bagaimana bisa seorang Hamba Tuhan melakukan dosa seperti itu.


Yang sangat meresahkan adalah bagaimana pihak gereja menyikapi perilaku Pastor O’Grady.


Di dalam film ini diperlihatkan ada semacam kesan melindungi sesama kolega ketimbang menghukum yang bersalah dan melindungi umat dari seorang pastor yang tidak bermoral ini. Pastor O’Grady akhirnya didakwa 14 tahun penjara, dan dibebaskan bersyarat setelah menjalani hukuman 7 tahun, dan sesudah itu dideportasi ke Irlandia, dan hidup dengan damai sampai saat ini. Sungguh sangat mengesalkan melihat keadaan Pastor O’Grady saat ini, dimana beliau tidak tampak menunjukkan rasa penyesalan sedikit-pun, bahkan tampak tertawa-tawa saat menceritakan dosa-dosanya yang keji.


Bagaimana pendapat saya mengenai Pastor O’Grady?


Pastor O’Grady adalah seseorang yang sangat kejam jika kita tidak melihat masa lalunya. Namun apabila kita melihat masa lalunya, dimana ia juga pernah dilecehkan secara seksual oleh pendetanya dan kakak laki-lakinya, tentu sikapnya yang menyimpang ini disebabkan faktor psikologis. Lagipula ia telah belajar menjadi seorang pastor dari usia 15 tahun, dimana hormon seks seorang remaja itu baru berkembang. Apabila di usia tersebut ia dilarang bersosialisasi secara normal, maka tidaklah mustahil perilaku seks-nya menjadi menyimpang.


Namun walau begitu, sebagai seorang Hamba Tuhan yang dipercaya banyak keluarga, tindakannya itu sangatlah kejam. Itu dosa besar dan yang sangat mengganggu saya adalah raut wajahnya yang tidak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun. Tindakannya itu bagi saya tidak berbeda dengan tindakan para psikopat yang melukai korbannya tanpa merasa menyesal sedikit-pun.



Pendapat saya mengenai korban pelecehan seksual:


Bagi saya, sungguh malang nasib mereka semua. Mereka hanyalah korban, dan mereka masih sangat muda. Itu pasti akan mengguncang mereka secara psikologis. Tidaklah heran apabila pada akhirna mereka memiliki masalah sosial saat dewasa karena pernah diberi pengalaman traumatis seperti itu.


Saya hanya dapat mengharap agar para korban itu dapat melanjutkan hidup dengan normal selayaknya orang-orang lain. Saya sangat mengerti sikap mereka yang tidak ingin mengakui kejadian itu kepada keluaga mereka, sebab pasti ada rasa malu dan ketakutan yang teramat sangat, terutama apabila mereka diancam, dan keluarga mereka berteman akrab dengan sang Pastor O’Grady. Pasti sebagai korban, ada rasa takut jika sudah bercerita, lalu tidak dipercaya dengan alasan ia adalah seorang Hamba Tuhan yang taat.


Kini setelah aib itu telah terbuka, semoga hal ini dapat melegakan para korban, dan akhirnya dapat menolong mereka semua dalam menghadapi hidup.


Pendapat saya mengenai keluarga korban:


Bagi saya, keluarga korban sangatlah kasihan, tidak jauh berbeda dengan derita si korban, Dimana kini mereka dipermalukan dan memiliki amarah yang sangat besar. Mereka tampak amat terguncang. Guncangan jiwa mereka diperlihat kan dengan jelas di dalam film ini. Beberapa dari mereka menjadi ateis, karena tidak percaya bagaimana bisa seorang yang menjadi hamba Tuhan malah menghancurkan hidup anak mereka, dan otomatis seluruh hidup keluarga mereka.


Namun sebenarnya, mereka perlu lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, bukan malah menjauhinya. Saya rasa itu merupakan respon yang tidak benar. Itulah tujuan iblis mengadakan Pedofilia di dunia ini, agar umat-umat Kristiani dikejutkan dan terluka, agar menjauh dari Tuhan. Apabila mereka berubah menjadi Ateis, saya rasa itu berarti mereka termasuk menyukseskan rencana si iblis.


Mereka mungkin terkejut akan tindakan gereja dan Pastor O’Grady, namun Firman Tuhan tetaplah harus ditaati, karena sebenarnya, ajaran Kristen maupun Katolik itu mengajarkan kebaikan, apabila ada Pedofilia di antara para hamba Tuhan, itu bukan salah dari ajaran agama tersebut, melainkan kesalahan dari hamba Tuhan tersebut, dan sistem politik gereja.


Pendapat saya mengenai gereja:


Dalam film ini, tanggapan para pejabat gereja atas kasus ini sangatlah mengganggu dan merusak reputasi baik gereja. Sudah jelas tindakan Pastor O’Grady itu salah, namun mengapa pihak gereja tidak memberhentikan Pastor O’Grady?? Malah memindah-mindahkannya hingga memperpanjang daftar korbannya. Seharusnya gereja tidak memiliki sistem ‘Pastor dilarang menikah’, sebab hal itu akan membuat banyak pastor memiliki penyimpangan seksual.


Bagaimana Etika Kristen melihat Pendeta O’Grady dan perlakuan gereja terhadap keluarga korban?


Perlakuan Pastor O’Grady dan gereja sangatlah jahat dan tidak adil terhadap para korban dan keluarganya. Di saat mereka ingin menuntut, mereka selalu dihalang-halangi, di saat mereka datang langsung ke gereja untuk menuntut hak mereka, mereka justru hitolak, dan dijadikan musuh gereja secara tak resmi.


Dalam etika Kristen, tentu tindakan seperti itu bukanlah tindakan yang diharapkan oleh Yesus. Itu adalah dosa yang besar, apalagi memakai tameng agama untuk melindungi orang yang berdosa. Walau tidak dihukum yang berat, paling tidak pihak gereja menyikapi hal ini dengan adil, sehingga para korban dan keluarganya paling tidak dilegakan dan tidak dibuat pahit hati.


2 comments:

  1. kurang ajar soro lho orang kayak gitu....
    aku pertama kali liat ae rasaE kudu tak kuaplok orangE....
    mukaE tuwek, mesum..cih....
    ngomong2 ini pilem dokumenter paling menarik lho yang pernah kuliat...terlepas dari kasus pedofilnya ya....hehehehe....

    ReplyDelete
  2. I νisiteԁ multіple sites but the audio qualitу
    for audio songѕ present аt this web site iѕ actuаlly marvelοus.


    my wеb site ... vodafone unlock iphone
    My web site > unlock iphone 3g

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar, jangan malu-malu...