.
Cahaya samar-samar mulai memasuki matanya... Gadis itu sebelumnya tidak menyadari apa yang telah terjadi. Ia merasa pusing. Kepalanya sakit."Uummm..." Gumamnya mengeluh. Badannya terasa pegal dan lelah.
"Hey! Hey! Dia mulai sadar!" Teriak seseorang.
Dimana aku? Pikir wanita itu...
"Hey... Bisakah kau mendengarku?" Tanya orang kedua.
Matanya mulai terbuka. Ia leah namun tetap bisa menatap.
2 orang tersenyum memandangnya. Seorang pria dan seorang wanita memakai jubah yang besar.
"Dimana aku?" Rintih si wanita.
"Kau di gereja kami. Ada apa denganmu?"
"Ha...?"
"Siapa namamu?"
"Aku..."
Terdiam sejenak, mencoba berpikir. Kepalanya mulai pusing lagi. Ia tidak tahu ia siapa. Lupa namanya, lupa asalnya, lupa total siapa dirinya. Ia bingung.
"Tenang. Istirahatlah dulu... Tampaknya kau telah melewati sesuatu yang tidak biasa..." Kata si pria.
Tidak biasa? Apa maksudnya?
Ia ditinggal sendirian. Ia diam sejenak, mencoba berpikir. Siapa ia sebenarnya. Apa yang telah terjadi. Ia bahkan lupa seperti apa rupanya... Ia mencoba mencari cermin, namun tidak ada di ruangan itu... Ia kembali tidur dan segera terlelap.
Dalam tidurnya ia bermimpi. 2 tangan yang sangat besar menciptakan suatu kerajaan yang sangat indah dan megah. Menciptakan jutaan bintang dengan kecepatan mengagumkan. Ia hanya terpesona memandangnya. Sebagai sentuhan akhir, tangan itu menciptakan sebuah bintang terindah di langit, hanya dengan ujung jarinya yang besar. Wanita itu terpesona. Tidak mengerti artinya namun ia begitu terpana.
Bintang tersebut bercahaya, lalu dengan cepat mengeluarkan sayap yang begitu lebar. 6 sayap muncul dari bintang itu. Begitu besar menutupi langit...
Wanita itu terbangun dan berdebar-debar. Belum pernah sebelumnya ia melihat sesuatu seperti itu. Ia kembali tidur dan mencoba berpikir. Siapakah dirinya?
Tidak sedikitpun hal bisa ia ingat. Apakah ia telah terhantam sesuatu yang keras? Kepalanya tidak terlalu sakit... Hanya sedikit pusing... Apa yang telah menimpanya?
1 jam kemudan, wanita yang menemukannya masuk ke kamar, membawa nampan berisi makanan yang mengepulkan asap.
"Hey, makan dulu. Tampaknya kau kurang makan..." Katanya lembut.
Selama ia makan, ia sedikit-sedikit melihat ke arah wanita yang menemukannya. Keheningan yang ada terasa begitu padat dan membuat canggung. Ia-pun memecahkannya.
"Dimana kau menemukanku?" Tanyanya.
"Kau ada di belakang gereja kami. Kau tidur di atas tanah." Jawabnya. "Telanjang..." Lanjutnya.
"Apa!?" Jerit wanita itu. Ia mulai ketakutan, mencoba mengingat apa yang terjadi namun tidak bisa.
"Siapakah namamu? Aku Miho." Kata wanita yang menemukannya.
"Aku lupa... Aku tidak tahu aku siapa... Aku benar-benar tidak ingat apa-apa..." Jawabnya. "Bahkan... Aku tidak ingat seperti apa rupaku."
Miho tampak kebingungan, ia keluar dari kamar, tidak lama, dan kembali dengan membawa sebuah cermin.
Ia melihat cermin itu dan ia terkejut. Ia seorang wanita yang amat cantik. Wajahnya bagaikan dewi. Sangat jauh berbeda dengan Miho, ia memiliki rambut pirang dan mata berwarna biru yang sangat terang. Kulitnya putih, tanpa noda atau bintik-bintik.
"Kami seperti menemukan malaikat..." Kata Miho. "Kau pasti bukan orang daerah sini. Kau tidak ingat darimana asalmu?"
"Tidak..." Jawabnya.
"Seharusnya kau memiliki sebuah panggilan. Kami ingin kau merasa nyaman. Apa kau tidak memiliki bayangan akan namamu sama sekali?" Tanya Miho.
"Tidak..."
"Bagaimana kalau kau kupanggil Gabriel? Gaby... Nama yang cantik, karena kau seperti malaikat!" Seru Miho dengan senyum lebar.
"Boleh, kau boleh menamaiku. Kau yang menemukanku... Terima kasih!" Jawabnya sambil tersenyum.
"Gaby... Nama yang cocok. Menurutku sih..." Gumam Miho.
"Sebenarnya, dimana aku sekarang?" Tanya Gaby.
"Kau di kamar tamu gereja kami. Ini di Funahashi."
"Funahashi?"
"Yah... Kecil memang... Ini di Toyama." Jelas Miho.
"Aku sama sekali tidak ingat nama-nama tempat... Aku merasa aku sangat bodoh sekarang!"
"Kau tidak ingat sama sekali? Tapi kau seharusnya datang dari Jepang... Dengar, kau berbicara bahasa kami dengan sangat lancar!"
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, jangan malu-malu...