Powered By Blogger

August 22, 2010

Wicked Dream of Mine

.

20 Agustus 2010; sekitar pukul 3 subuh, aku mengalami sebuah mimpi yang secara visual sangat jelas dan melekat di pikiranku sampai beberapa hari. Ketika bangun, aku merenungkan mimpi itu dan tidak menemukan maknanya, selama merenung, aku tidak berhenti merinding, dan aku terdorong untuk mem-postingkan mimpiku itu di blog ini.


Pada awalnya, mimpiku hanyalah mimpi konyol yang tidak jelas. Aku memimpikan balon-balon, langit biru, video game masa kanak-kanakku, melihat 2 ekor naga melompat-lompat di atas samudera yang luas, lalu 2 ekor naga itu masuk ke dalam laut, dan disinilah mimpiku baru bermula.


2 ekor naga itu berubah menjadi 2 ekor ikan. 1 ikan yang kecil, dan 1 adalah ikan paus yang sangat besar. Kedua ekor ikan ini terus berenang, berenang, dan berenang beriringan dalam kecepatan yang mengagumkan. Tak lama ikan-ikan itu-pun kelelahan dan berhenti, lalu terjadilah percakapan berikut:


“Sial! Dari tadi kita terus berenang, tapi tak satu ikan-pun kita makan. Badanmu kan besar! Seharusnya kau menangkap seekor ikan hiu untuk kita berdua makan! Aku sudah lapar!” Kata si ikanj kecil pada ikan paus yang diam saja. Tak lama ikan paus itu berdiam, ikan paus itu akhirnya berkata, “Baik, ayo kita menangkap ikan hiu untuk dimakan!”





Ikan itu kembali berenang, dan aku menonton adegan ini seperti menonton sebuah film bioskop. Mereka berenang, dan tiba-tiba, entah dari mana, ikan paus itu telah menangkap seekor ikan hiu dan memakannya sendiri tanpa membaginya pada si ikan kecil. Ikan kecil itu tampak terkejut, lalu ikan paus itu dengan egois pergi meninggalkan ikan kecil itu sendirian!





Kini ikan itu tidak lagi secongkak sebelumnya, kini ia sadar bahwa ia dalam bahaya, di sekitarnya mulai bermunculan ikan-ikan kecil dan ikan-ikan besar, ikan-ikan kecil saling dimakan, dan ia sendiri mulai menjadi target. Tampak seekor belut besar dan seekor ikan baracuda berusaha memakannya. Ikan kecil itu menghindar terus dan tampak begitu ketakutan.





Tiba-tiba, aku yang sebelumnya hanya melihat ikan itu dalam layar film, kini aku tersedot dan aku berubah melihat segalanya dari sudut pandang si ikan! Kini akulah ikan kecil yang tak berdaya itu.





Aku melihat puluhan ikan berusaha menggigitku, aku ketakutan dan segera menghindar, dengan cepatnya aku berenang dan menghindari gerombolan ikan-ikan besar yang ganas itu. Aku berenang makin dalam dan makin dalam hingga aku tiba di bagian laut yang sangat gelap. Tidak ada sedikitpun cahaya. Aku sendirian dan merasa aman.





“Disini tidak ada ikan, aku sendirian, aku aman…” Pikirku. Tapi tiba-tiba muncul cahaya dan seekor ikan pembawa lentera yang sangat besar dan bergigi tajam muncul di depanku, ikan itu membuka mulutnya dan aku menjerit, siap untuk dilahap.





Tiba-tiba ikan itu mengatupkan mulutnya dan tampak ketakutan. Ikan itu segera berbalik dan berenang pergi dengan cepat, aku kembali ditinggal sendirian. Semuanya gelap. Tetapi tidak lama, kegelapan itu mulai sirna, tampak sedikit cahaya, dan di laut yang sangat dalam dan dingin menggigit itu, aku bisa melihat, bukan laut biru, tetapi laut yang agak merah, seperti laut yang telah ternoda oleh darah. Warna remang-remang seperti karat itu membuatku bisa melihat keadaan sekeliling. Tiba-tiba, tampak dari kejauhan gulungan angin seperti tornado kecil, tornado dalam laut itu makin besar dan makin besar, aku hanya diam dan memandangnya, tiba-tiba dari atas, muncul sesosok manusia yang berputar-putar tertarik aliran tornado raksasa tersebut.





Orang itu tertarik makin ke bawah dan mulai mendekatiku, tiba-tiba dalam kecepatan ekstrem itu, ketika orang itu ada di depan mataku, segalanya menjadi slow-motion. Aku bisa melihat wajah orang itu dengan jelas. Orang itu adalah seorang pria bule tua, berambut sedikit dan berwarna putih. Ia gemuk, dan memakai jubah hitam, dan ketika ia mulai melambat di depan mataku, aku melihat ia memakai sebuah kalung, dan kalung itu terangkat dan aku bisa melihat bahwa ia mengenakan kalung dengan liontin salib berwarna emas. Aku menyimpulkan bahwa pria tua itu adalah seorang pendeta.





Begitu aku selesai mengamati keadaan pria itu, segalanya kembali berjalan dalam kecepatan ekstrem, aku begitu keakutan hingga aku segera berbalik dan berenang pergi, berenang secepat-cepatnya, sejauh-jauhnya dari situasi tersebut.


Tiba-tiba walau aku sudah berenang jauh, aku dikembalikan ke pemandangan pusat dari tornado tersebut. Aku seakan-akan dipaksa melihat adegan ini, dengan pasrah aku melihat adegan itu.


Aku melihat pendeta gemuk itu mulai tertarik ke dalam pusat tornado di dasar laut, disini sangat dingin, dan situasi remang-remang merah-oranye, segalanya suram seperti berenang di dalam air bercampur darah. Mendekati pusat tornado, pendeta itu menjerit dalam bahasa Inggris, “No! No! No! No! NOOOOO!!





Aku merasa walaupun ia sudah sesak nafas setengah mati, walau ia tidak bisa bernafas di dalam air, ia tetap tidak bisa mati, karena cukup lama ia tertarik ke dalam laut, dan ia tidak juga mati.


Akhirnya pendeta itu masuk ke dalam lubang itu, tetapi karena tubuhnya yang gemuk, pendeta itu menyumbat lubang itu, dan sebagian tubuhnya ada di atas. Walaupun ia tetap tertarik ke bawah. Tiba-tiba lumpur-lumpur dan tanah di sekitar lubang tornado itu mulai tertarik dan menumpuk di atas kepalanya seakan ikut menekannya. Dan kalimat terakhir yang bisa kudengar dengan jelas dari pendeta itu adalah, “The World is Upon Me…


Selesai mengatakan hal itu, pendeta itu tertarik masuk dan tanah-tanah di atas kepalanya menutup lubang tornado tersebut. Aku bisa mendengar pendeta itu menjerit-jerit di dalam bumi. Aku begitu ketakutan mendengar jeritannya dan segera berenang pergi sejauh-jauhnya.




Setelah itu aku terbangun.


Aku langsung berdiri dan pergi ke luar kamr. Di luar, aku melihat tiga pembantuku yang tampaknya sedang sibuk menyiapkan suatu masakan, mereka tampaknya sedang menggulung kulit lumpia atau sejenis pangsit. Aku duduk di tangga dan diam sejenak sambil memandang mereka bekerja, lalu aku berkata, “Aku mau menceritakan mimpiku pada kalian…”


Setelah itu baru aku benar-benar terbangun.


Mimpi itu begitu jelas, melekat di pikiranku, dan membuatku merenungkannya terus. Kalau menurut kalian apakah artinya? Karena mimpi itu sama sekali tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Dan aku yakin ini bukan mimpi biasa, karena selain secara visual sangat jelas, aku bisa terus mengingatnya, dan merenungkannya membuatku terus merinding sepanjang pagi.



.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, jangan malu-malu...