Powered By Blogger

August 20, 2010

Cukup Itu Berapa?

.

Seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya.

Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup".




Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan matanya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubuk mungilnya untuk disimpan di sana.




Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. MASIH KURANG! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. BELUM CUKUP! Dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena ia tak pernah bisa berkata "cukup".

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya kurang, belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih di bawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa KURANG dan KURANG. Kapankah kita bisa berkata cukup?

Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati.
Cukup hanya bisa diucapkan dengan tulus oleh orang yang bisa mengucap syukur.

Tak perlu takut berkata cukup. Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. "CUKUP" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandek, dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan.

Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia. Belajarlah berkata "cukup".




FILIPI 4:11-13
"Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam SEGALA KEADAAN. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."



Sumber: Warta GBI Imamat Rajani edisi 15-22 Agustus 2010


.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, jangan malu-malu...