Powered By Blogger

June 30, 2010

BAB 4: Jika Kau Anakku, Kau Akan Ada di Surga

.

Tuhan memberkatimu, saudara-saudara. Ketika Tuhan meraih tanganku, aku dapat melihat bahwa aku sedang berdiri di atas batu, dan di belakang kami, aku melihat malaikat. Kami mulai bergerak turun melewati terowongan dalam kecepatan yang luar biasa. Dengan cepat aku berputar dan melihat malaikat itu telah hilang, dan aku merasa sangat ketakutan. Aku bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, dimana malaikat itu? Kenapa ia tidak disini lagi?” Tuhan berkata, “Ia tidak dapat ikut kemana kita akan pergi.”


Kami terus turun dan tiba-tiba berhenti dengan mendadak, seperti di dalam lift. Aku melihat beberapa terowongan dan kami memasuki salah satu terowongan, yaitu terowongan yang diceritakan oleh Sandra. Terowongan dimana orang-orang digantung dengan kait di kepala mereka, dengan rantai di lengan mereka. Dinding yang menjadi tempat penggantungan manusia itu seakan-akan sangat tinggi dan tidak berujung. Jutaan manusia digantung disana. Ulat-ulat memenuhi seluruh tubuh mereka. Aku melihat ke atas dan rupanya masih ada dinding-dinding lain, tiap dinding benar-benar persis. “Tuhan! Banyak sekali orang-orang di tempat ini!” Dalam sekejap, sebuah ayat memasuki pikiranku; ayat yang tidak pernah aku baca. Tuhan memberitahuku, “Dunia orang mati dan kebinasaan tak akan puas.” (Amsal 27:20)




Kami meninggalkan tempat itu dan tiba di tempat yang kami sebut LEMBAH KUALI. Kuali-kuali disini dipenuhi lumpur yang mendidih dan kami mendekati salah satunya. Orang pertama yang aku lihat adalah seorang wanita. Tubuhnya mengambang dan tenggelam dalam lumpur mendidih, tapi saat Tuhan melihatnya, ia berhenti bergerak dan tetap diam dalam lumpur yang setinggi pinggangnya. Tuhan bertanya, “Wanita, siapakah namamu?” Ia menjawab, “Namaku Rubiella.”


Rambutnya dipenuhi lumpur mendidih dan daging menggantung di tulang-tulangnya, yang telah gosong karena api. Ulat-ulat masuk melalui lubang di matanya, lalu keluar dari mulutnya dan masuk lagi lewat hidungnya dan keluar dari telinganya. Ketika ulat-ulat tidak dapat masuk, mereka dengan mudah membuat lubang untuk memasuki bagian tubuh yang lain, yang menyebabkan kesakitan yang tidak terkatakan.




Ia menjerit, “Tuhan, tolong! Keluarkan aku dari sini. Kasihanilah aku! Aku tidak dapat melanjutkan seperti ini lebih lama lagi! Buatlah berhenti, Tuhan! Aku tidak tahan lagi! Tolong kasihanlah aku!” Tuhan bertanya mengapa ia ada disana. Ia berkata bawa ia ada disana karena kesombongan, sesuai kata yang tertulis di piringan metal di dadanya. Di tangannya terdapat botol yang terlihat biasa, namun baginya itu adalah parfum yang sangat mahal. Rubiella harus mengambil botol itu, yang penuh dengan air keras, dan menyemprotkannya di sekujur tubuhnya. Ini menyebabkan semua daging yang tersemprot meleleh, menyebabkan ia sangat kesakitan.


Ia menjerit kepada Tuhan, “Tuhan, kumohon kasihanilah aku! Aku tidak bisa disini lebih lama lagi! Hanya satu detik, Tuhan!”. Aku tidak mengatakan bahwa menggunakan parfum adalah dosa, namun Tuhan memberitahu kami bahwa wanita itu ada di neraka karena parfumnya, seperti kata-kata Tuhan dalam Ulangan 5:7, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku”. Wanita itu ada di neraka karena kecantikannya, parfum-parfumnya, dan kotak-kotak perhiasannya adalah yang terutama di dalam hidupnya. Bagaimanapun, Tuhan Yesus adalah Raja atas segala raja dan Allah atas segala allah! Ia harus menjadi yang utama di hidupmu; itulah mengapa wanita itu di neraka. Dengan kesedihan, Tuhan melihat wanita itu dan berkata,”Rubiella, sudah terlambat untukmu, ulat-ulat akan menjadi ranjangmu, dan ulat-ulat akan menutupimu.” Ketika Tuhan mengatakan itu, selimut api menutupinya dengan sempurna. Selama tubuhnya dihabiskan di dalam kuali, ia menderita kesakitan yang sangat parah.


Kami lalu pergi jauh dan tiba di suatu tempat dengan pintu-pintu raksasa. Ketika kami mendekatinya, pintu-pintu itu terbuka bagi kami. Di dalam kami melihat gua besar. Waktu aku melihat ke atas, aku melihat cahaya-cahaya berwarna yang bervariasi bergerak seperti asap awan. Tiba-tiba; kami mendengar musik; salsa, musik balet, rock, dan aneka macam musik populer yang didengar orang-orang di radio. Tuhan membuat gerakan dengan tanganNya, dan kami melihat jutaan dan jutaan manusia digantung dengan rantai pada tangan mereka. Mereka semua melompat-lompat dengan liar di dalam api.




Tuhan melihat kami dan berkata, “Lihat, ini adalah upah para penari”. Mereka harus melompat gila-gilaan mengikuti irama musik. Jika musik salsa dimainkan, mereka harus melompat sesuai irama, jika segala macam musik dimainkan, mereka harus melompat sesuai irama. Mereka tidak pernah bisa berhenti melompat. Namun jauh lebih buruk dari itu, sepatu mereka memiliki jarum-jarum sepanjang 6 inci. Kapanpun mereka melompat, jarum-jarum itu akan menusuk kaki mereka, dan mereka tidak memiliki saat untuk beristirahat. Ketika seseorang mencoba berhenti, iblis-iblis akan muncul serentak dan menusuk mereka dengan tombak, mengutuki mereka dan berkata, “Sembah dia! Ini adalah kerajaanmu sekarang, sembah setan! Sembah dia! Kau tidak bisa berhenti, sembah dia! Sembah dia! Kau harus menyembahnya! Kamu harus lompat! Kamu harus menari! Kamu tidak bisa berhenti sedetikpun!”


Sungguh sangat mengerikan bahwa banyak di antara orang-orang itu adalah orang Krsten yang pernah mengenal Tuhan, namun mereka ada di klub-klub malam saat mereka meninggal. Mungkin kau bertanya, “Dimana dikatakan di Alkitab bahwa menari itu salah?” Dalam Yakobus 4:4 firman Tuhan berkata: “Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.” Juga dalam 1 Yohanes 2:15-17, “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” Ingatlah bahwa dunia akan berakhir, semua ini akan lenyap, namun siapapun yang melakukan kehendak Allah akan hidup selamanya.


Temanku dan saudaraku, ketika kami meninggalkan tempat ini, kami melihat sesuatu seperti jembatan yang memisahkan bagian neraka ini dengan bagian siksaan yang lain. Kami melihat roh yang berjalan melintasi jembatan. Roh itu tampak seperti boneka yang kita lihat di bumi; kita menyebutnya Treasure Trolls. Mereka memiliki warna rambut yang berbeda-beda, dengan wajah lelaki tua tapi dengan tubuh anak-anak; tanpa organ seksual. Mata mereka dipenuhi kejahatan. Tuhan menjelaskan bahwa mereka adalah roh kerugian. Roh-roh itu memiliki tombak di tangannya dan berjalan dengan bangganya di atas jembatan, seakan-akan mereka adalah raja.





Ketika ia berjalan, ia akan menusuk orang-orang di bawah jembatan dengan tombaknya. Ia akan mengutuki mereka dengan berkata, “Ingatkah kalian akan hari ketika kalian di luar gereja Kristen dan kalian tidak mau masuk ke dalam? Ingatkah kalian pada hari ketika mereka berkhotbah padamu dan kalian tidak mau medengar? Ingatkah kalian akan hari ketika mereka memberimu lembar warta dan kalian membuangnya?” Jiwa-jiwa yang terhilang akan mencoba menutupi letak telinga mereka seharusnya berada. Mereka akan menjawab roh itu, “Diam! Diam! Jangan beritahu aku lagi! Aku tidak mau tahu lagi, diamlah!” Bagaimanapun, roh jahat itu menikmati melakukannya karena kesakitan yang bisa ditimbulkannya pada jiwa-jiwa tersebut.


Kami melanjutkan berjalan bersama Tuhan. Saat kami melihat masa di sekitar kami, kami memperhatikan seorang pria yang menjerit lebih keras dibandingkan yang lain yang terbakar di dalam api. Ia menjerit, “Bapa, Bapa, kasihanilah aku!” Tuhan tidak berniat berhenti untuk melihat pria tersebut, namun ketika kata ‘Bapa’ didengarNya, Ia berhenti dan berputar. Yesus melihatnya dan berkata, “Bapa? Kau memanggilKu Bapa? Bukan, aku bukan bapamu, dan kau bukan anakku. Jika kau anakku, kamu sekarang akan ada bersamaKu di Kerajaan Surga. Kau adalah anak dari bapamu, si iblis.” Dengan segera selimut api naik dan menutupi seluruh tubuh pria itu.


Tuhan menceritakan kepada kami kisah pria tersebut. Pria itu memanggilNya Bapa karena ia pernah mengenalNya. Ia biasa pergi ke gereja dan mendengarkan Tuhan melalui firmanNya, dan ia banyak memperoleh janji dari Tuhan. Maka kami bertanya, “Apa yang terjadi Tuhan? Lalu mengapa ia ada disini?” Tuhan menjawab, “Ia memiliki kehidupan ganda; ia hidup dengan satu cara di rumah, dan cara yang berbeda di gereja. Ia berpikir dalam hatinya, ‘Yah, tidak ada seorangpun yang hidup dekat denganku, tidak seorang pastur ataupun saudara lain, maka aku bebas melakukan apapun yang aku mau.’ Namun ia lupa bahwa mata Tuhan selalu mengamati semua jalan manusia dan tak ada seorangpun dapat berbohong atau bersembunyi dari Tuhan.”


Firman Tuhan memberitahu kami, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Galatia 6:7). Pria ini menderita ribuan kali lebih parah dari yang lain. Ia harus membayar dua kali hukuman: Satu untuk dosa-dosanya, dan satu untuk pikirannya bahwa ia bisa menipu Tuhan.


Hari-hari ini, orang-orang banyak yang membuat tingkatan-tingkatan dosa; mereka berpikir bahwa homoseksual, pencuri, dan pembunuh adalah dosa yang jauh lebih besar dibanding pembohong atau penggosip. Namun di mata Tuhan, semua dosa ini memiliki beban yang sama dan harga yang sama. Alkitab membertahu kita, “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya.” (Yehezkiel 18:20) dan “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23).


Teman dan saudaraku, aku mengundangmu sekarang untuk menerima undangan Yesus. Yesus mengulurkan tanganNya yang penuh belas kasih jika kau bertobat dan mengakui dosamu. Firman Tuhan memberitahu kita bahwa mereka yang merubah jalan hidupnya dan bertobat akan diberi belas kasih. Jauh lebih baik percaya saat ini, daripada terus menunggu dan menemukan kenyataan yang pahit nanti saat segalanya terlambat. Tuhan memberkatimu.



TO BE CONTINUED...


.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, jangan malu-malu...