Tuhan memberkatimu saudara-saudaraku yang terkasih. Mari membaca perkataan Tuhan melalui Mazmur 18:9;
“Asap membubung dari hidung-Nya, api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala keluar dari pada-Nya”. Ketika Tuhan meraih tanganku, aku memegang tanganNya dan kami mulai bergerak turun ke terowongan. Terowongan itu menjadi semakin gelap dan gelap hingga ke titik dmana aku bahkan tidak bisa melihat tanganku yang lain, yaitu tangan yang tidak memegang tangan Tuhan.
Pengalaman Lupe tentang Neraka:
Tiba-tiba, kami melewati sesatu yang gelap dan mengkilap, sesuatu yang menimbulkan suara. Kegelapan itu begitu pekat, tanganmu bakan tidak dapat menemukan dinding dari terowongan. Gerak menurun kami begitu cepatnya hingga aku merasa jiwaku akan terlepas dari badanku.
Tidak lama aku merasakan aroma yang sangat menjijikkan, seperti aroma daging yang telah membusuk. Aroma itu menjadi semakin buruk tiap detiknya. Kemudian aku mendengar suara jutaan dan jutaan jiwa. Mereka menjerit, menangis, dan melolong tiada henti. Aku begitu ketakutan hingga aku menghadap ke Tuhan dan berkata, “Tuhan kemana Kau membawaku? Tuhan kasihanilah aku! Tolong kasihanilah aku!” Tuhan hanya menjawab, “Sangat perlu bagimu untuk melihat ini, supaya kau dapat menceritakan kepada orang-orang lain.”
Kami melanjutkan perjalanan melewati terowongan yang berbentuk tanduk ini hingga kami sampai di tempat yang seluruhnya gelap. Seperti menarik suatu tirai yang gelap dari mataku, aku kemudian melihat jutaan dan jutaan api, bahkan lebih buruk, aku mendengar teriakan-teriakan yang mengerikan namun tidak dapat melihat seorangpun. Aku begitu ketakutan. Aku berkata kepada Tuhan, “Oh tolong Tuhan kasihanilah aku! Oh kumohon Tuhan kasihanilah aku! Jangan bawa aku ke tempat ini! Ampuni aku!” Pada saat ini, aku sama sekali tidak memikiran fakta bahwa aku hanyalah seorang pengunjung neraka, aku pikir saat itu adalah hari penghakiman. Berdiri di samping Tuhan Yesus, aku gemetar begitu keras sebab aku kira ini adalah akhir dari hidupku.
Kami berjalan mendekat ke sebuah api besar di depan kami; api itu sangat besar dan membakar dengan liar. Aku berlanjut turun perlahan, melihat api yang berganda-ganda dan mendengar tangisan jutaan jiwa dalam satu suara.
Lalu aku melihat sebuah meja kayu yang tidak termakan oleh api. Meja itu muncul dengan botol-botol bir di atasnya. Pemandangan ini tampak menyegarkan, namun pemandangan ini dipenuhi dengan api. Saat aku sedang melihatnya, seorang pria muncul dengan tiba-tiba. Dagingnya hampir hancur seluruhnya dan yang tersisa dari bajunya hanyalah lumpur dan kain terbakar. Ia telah kehilangan kedua matanya, mulutnya, dan semua rambutnya karena terakar api. Ia dapat melihatku walaupun ia tidak memiliki mata. Aku memberitahumu, jiwalah yang membuat seseorang dapat berpikir, membuat alasan, dan benar-benar melihat; bukan tubuh fisikmu.
Pria itu menjulurkan lengan kurusnya ke arah Tuhan dan mulai menangis dan menjerit, “Tuhan, kasihanilah aku! Tuhan, kasihanilah aku! Aku kesakitan! Aku terbakar! Kumohon kasihanilah dan keluarkan aku dari tempat ini!” Tuhan melihatnya dengan ekspresi kasihan, dan aku mulai merasakan sesuatu yang hangat mengalir di tanganku. Aku melihat tanganku dan ada darah mengalir… Darah dari Yesus! Darah Tuhan mengalir dari tanganNya selama Ia melihat pria yang menderita ini dibakar oleh api.
Kemudian pria itu mengalihkan pandangannya ke arah meja kayu dan segera mendekati botol-botol. Ia mengambil sebuah botol, namun ketika ia telah siap minum dari botol itu, api dan asap tertembak keluar dari botol itu. Ia segera menarik kepalanya dan berteriak, teriakan yang tidak pernah aku dengar sebelumnya. Ia menjerit dengan kesakitan yang sangat hebat dan kesedihan dan ia mulai meminum apa yang ada di dalam botol itu. Namun botol itu dipenuhi dengan air keras dan tenggorokannya benar-benar dihancurkan oleh air keras itu. Kami dapat melihat air keras mengalir melewati perutnya dan menyakiti ia.
Angka 666 terukir di dahi pria ini. Di dadanya terpasang sebuah piringan yang terbuat dari metal yang tidak diketahui, dimana metal itu tak dapat dihancurkan, bahkan oleh api neraka dan ulat-ulat neraka sekalipun. Ada sebuah tulisan yang terukir di piringan itu, tetapi kami tidak dapat mengerti artinya. Tuhan, dengan penuh belas kasih memberi kami pengertian terhadap tulisan tersebut, “AKU ADA DI SINI KARENA AKU PEMABUK”. Ia memohon belas kasihan dari Tuhan, namun firman Tuhan telah sangat jelas memberitahu kita dalam 1 Korintus 6:10-11 “Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”
Tuhan menunjukkan kepada kami saat-saat terakhir pria ini waktu ia di bumi, persis seperti melihat sebuah film. Seakan-akan layar televisi yang besar muncul dan menunjukkan kepadaku saat-saat terakhirnya sebelum ia mati. Nama pria itu adalah Luis dan ia sedang minum-minum di bar. Aku melihat meja yang sama dan botol-botol yang sama di bar itu. Di sekeliling meja itu terdapat teman-temannya. (Aku dengan yakin memberitahumu ini sekarang, hanya ada SATU TEMAN SEJATI, dan namaNya adalah Yesus Kristus. Ialah teman yang setia.) Luis sedang minum dan teman-temannya sudah mabuk terlebih dahulu. Sahabanya mengambil sebuah botol, memecahkannya dan mulai menusuki Luis. Ketika ia melihat Luis telah terkapar di lantai ia melarikan diri, namun Luis berdarah sampai mati di lantai. Hal paling menyedihkan adalah fakta bawa ia telah mati tanpa Tuhan.
Di tengah-tengah semua ini, selama jiwa-jiwa di neraka terus menjerit, aku bertanya kepada Tuhan, “Oh Tuhan, tolong beritahu aku, apakah pria ini tahu tentang Kau? Apakah ia tahu tentang keselamaanMu?” Tuhan menawab, “Ya Lupe, ia tahu tentang aku. Ia menerimaKu sebagai penyelamatnya, namun ia tidak melayani Aku.” Lalu aku merasa begitu ketakutan. Luis menjerit semakin keras dan berteriak, “Tuhan ini sakit! Ini sakit! Kumohon kasihanilah aku!” Ia menjulurkan tangannya lagi menuju ke arah Tuhan, tapi Yesus mengambil tanganku segera dan kami melangkah pergi dari api itu. Api yang melahap Luis menjadi seakin liar dan ia menjerit semakin keras, “Kasihanilah aku! Kasihanilah aku!!” Ia lalu lenyap di dalam api.
Kami terus berjalan, tempat ini begitu besar dan seram! Kami memasuki api lain dan aku berkata kepada Tuhan,”Tuhan, tidak! Kumohon, aku tak mau melihat hal-hal ini lagi! Aku memohon kepadaMu untuk mengampuni aku! Tolong ampuni aku! Aku tidak mau melihat ini!” Jadi aku menutup mataku, tetapi itu tidak menjadi soal, terbuka atau tertutup aku masih melihat segalanya. Api ini mulai turun perlahan dan aku mulai melihat seorang wanita. Ia ditutupi dengan lumpur, dan lumpur itu dipenuhi dengan ulat. Sangat sedikit rambut tersisa di kepalanya, dan ia tertancap dalam lumpur yang dipenuhi ulat. Ia dimakan leh ulat-ulat tanpa henti di semua tempat dan ia berteriak,”Tuhan kasihanilah aku! Tuhan kasihanilah aku dan ampuni aku! Lihat aku! Ini menyakitkan sekali! Kasihanilah aku! Ambillah ulat-ulat ini! Keluarkan aku dari siksaan ini karena ini sangat menyakitkan sekali!” Tuhan hanya melihatnya dengan sangat kasihan. Selama kami memegang tanganNya, kami dapat merasakan rasa sakit dan penderitaan yang ada di hati Tuhan untuk jiwa-jiwa yang terhilang, selamanya terbakar di api neraka.
Wanita ini tidak memiliki mata ataupun bibir, namun ia masih dapat melihat dan merasakan; semua rasa sakit justru terasa semakin kuat di neraka. Ia memegang sebuah botol di tangannya, penuh dengan air keras, namun ia percaya bahwa itu adalah parfum. Aku dapat melihat bahwa itu adalah air keras dan setiap kali ia menyemprot tubuhnya, air itu membakarnya. Walau begitu, ia tetap menyemprotkan air keras itu ke tubuhnya berulang-ulang kali. Ia terus berkata bahwa itu adalah parfum mahal. Ia juga percaya bahwa ia sedang memakai kalung yang indah, tapi yang kulihat adalah ular yang melingkari lehernya. Ia percaya ia sedang memakai gelang yang mahal, tapi aku melihat ulat-ulat sepanjang satu kaki, dengan rakus menggali ke dalam tulang-tulangnya. Ia berkata bahwa hanyalah perhiasannya yang ia punya, namun aku melihat kalajengking dan ulat di sekujur tubuhnya. Ia memiliki piringan metal, yang dipakai semua orang di neraka. Disitu tertulis “AKU DI SINI KARENA AKU MERAMPOK”.
Wanita ini tidak memiliki penyesalan akan dosa-dosanya. Tuhan menanyainya,”Magdalena, kenapa kau ada di tempat ini?” Ia menjawab, ”Aku tidak terganggu jika aku harus mencuri dari orang lain. Hal yang aku pedulikan hanyalah perhiasanku dan memperoleh parfum termahal. Aku tidak peduli siapa yang aku rampok, selama aku bisa terlihat cantik.”
Aku memegang tangan Kristus dan aku melihat ulat-ulat menggali ke dalam seluruh tubuhnya. Magdalena berputar mencari-cari sesuatu. Aku bertanya kepada Tuhan sekali lagi, “Tuhan, apakah orang ini tahu tentang Kau?” dan Tuhan menjawab, “Ya, orang ini mengenalku.”
Magdalena mulai melihat sekeliling dan berkata, “Tuhan dimana perempuan yang berbicara kepadaku tentang Kau? Dimana dia? Aku sudah di neraka selama 15 tahun.” Semua orang di neraka dapat mengingat segalanya. Magdalena terus bertanya, “Dmana perempuan ini? Aku tidak dapat melihatnya!” Aku tahu tubuhnya tidak dapat berputar karena tubuhnya ditancapkan di posisi yang sama. Ia mencoba untuk berputar dan melihat api-api lain, untuk mencari wanita yang berbicara kepadanya tentang Tuhan. Tuhan menjawab, “Tidak! Tidak, Magdalena, ia tidak disini. Wanita itu yang memberitahumu tentang Aku sedang bersama denganku di Kerajaan Surga.”
Setelah mendengar ini, ia melempar dirinya sendiri ke api yang membakarnya lebih lagi. Piringan metalnya menghukumnya sebagai pencuri. Aku mau kau membaca firman Tuhan dalam Yesaya 3:24. “Maka sebagai ganti rempah-rempah harum akan ada bau busuk, sebagai ganti ikat pinggang seutas tali, sebagai ganti selampit rambut kepala yang gundul, sebagai ganti pakaian hari raya sehelai kain kabung; dan tanda selar sebagai ganti kemolekan.”
Selagi kami melanjutkan perjalanan bersama Tuhan, aku melihat sebuah kolom raksasa yang dipenuhi dengan ulat. Di sekelilingnya terdapat papan seluncur yang terbuat dari metal yang berwarna merah karena panasnya. Di dalam kolom ini terdapat papan billboard yang menyala terang dan dapat dilihat dari mana saja. Papan billboad tu bertuliskan, “SELAMAT DATANG PARA PEMBOHONG DAN TUKANG GOSIP”. Di ujung seluncuran itu terdapat danau kecil yang menddih. Tampaknya danau itu berisi belerang yang terbakar. Kemudian aku melihat orang yang telanjang bulat meluncur turun di seluncuran tersebut. Saat mereka meluncur, kulit mereka akan terkelupas dan menempel di papan seluncuran tersebut. Saat mereka terjatuh ke danau mendidih itu, lidah mereka akan membesar hingga lidah itu meledak dan ulat-ulat bermunculan di lidah itu. Ini memulai penyiksaan mereka. Firman Tuhan berkata dalam Mazmur 73:18-19 “Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kau taruh mereka, Kau jatuhkan mereka sehingga hancur. Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!”
Setelah melihat ini, kami ditarik keluar dari neraka. Aku hanya mau memberitahu kamu bahwa Surga dan Neraka bahkan jauh lebih nyata di bandingkan dengan dunia fisik yang kita tahu. Disinilah kamu harus memilih arah mana yang mau kau tuju, menghabiskan keabadian dengan Yesus atau ke neraka yang terbakar. Tuhan terus berbicara kepada kami, “Tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.” (Ibrani 12:14) Itulah mengapa aku memberitahumu hal yang sama sekarang, “Tanpa kekudusan kamu tidak akan dapat melihat Tuhan.”
TO BE CONTINUED...
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar, jangan malu-malu...