Powered By Blogger

July 1, 2010

BAB 5: Cinta di Bumi, Kebencian di Neraka

.

Hasil Translation dari 7 Columbia Youth go to Hell and Heaven
(Chapter 5 from 12 chapters)



Roma 6:23

“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”



Ketika kami turun ke sana, aku merasakan rasa sakit dan merasakan pengalaman mejadi orang mati. Aku begitu ketakutan dengan apa yang aku lihat. Aku menyadari ada begitu banyak orang di sana; semua berteriak dan menangis. Di sana benar-benar gelap, namun dengan keberadaan Tuhan, kegelapan itu lenyap. Kami melihat ribuan dan ribuan jiwa menangis dan meminta pertolongan dan belas kasih. Mereka menjerit kepada Tuhan untuk mengeluarkan mereka dari tempat itu. Kami juga merasakan kesakitan yang luar biasa karena kami tahu bahwa Tuhan sangat menderita kapanpun Ia melihat mereka.


Banyak yang menangis kepada Tuhan untuk mengeluarkan mereka hanya untuk satu menit, hanya untuk satu detik. Tuhan akan menanyai mereka, “Kenapa kau mau keluar?”, dan mereka akan menjawab, “Karena aku mau diselamatkan! Aku mau bertobat dan diselamatkan!” Bagaimanapun, sudah terlambat bagi mereka.


Bagi kau yang membaca tulisanku sekarang, sekaranglah kesempatan untuk memilih tujuan abadimu. Kau dapat memilih keselamatan yang kekal, atau siksaan yang kekal.


Kami masuk makin jauh. Aku melihat lantai tempat kami berjalan mulai dihancurkan oleh api; lumpur dan api keluar melaluinya. Disana juga tercium aroma yang menjijikkan dimanapun. Kami merasa begitu sedih dan pusing karena aroma dan jeritan-jeritan semua orang.


Di kejauhan kami melihat seorang pria, yang dimasukkan ke dalam lumpur api sampai ke pinggangnya. Kapanpun ia menjulurkan tangannya, daging dari tulang-tulangnya akan berjatuhan ke dalam lumpur. Kami dapat melihat kabut kelabu di dalam tulangnya, maka kami bertanya pada Tuhan apa itu. Kabut tipe ini dimiliki setiap orang di neraka. Tuhan menjelaskan kepada kami bahwa itu adalah jiwa mereka yang terperangkap di dalam tubuh dosa; seperti yang tertulis dalam Wahyu 14:11: “Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.”




Kami mulai memahami banyak hal yang telah kami abaikan di bumi; paling terutama, pesan terjelas adalah bahwa hidup kita di bumi menentukan dimana kita akan tinggal dalam keabadian.

Saat kami berjalan dengan bergandengan tangan pada Tuhan, kami menyadari bahwa neraka memiliki banyak tempat yang berbeda dengan level siksaan yang berbeda-beda. Kami datang di suatu tempat yang memiliki banyak sel yang berisi jiwa-jiwa yang tersiksa. Jiwa-jiwa itu disiksa dengan banyak tipe iblis. Iblis-iblis itu akan mengutuki jiwa itu, berkata, “Kamu makhluk terkutuk, sembah setan! Layani dia seperti yang kau lakukan ketika kau masih di bumi!” Jiwa itu sangat menderita karena ulat-ulat; dan apinya seperti air keras yang melapisi seluruh tubuhnya.


Kami melihat dua pria di dalam satu sel, tiap orang memegang belati di tangannya dan mereka saling menusuki satu dengan yang lain. Mereka akan berkata kepada yang lain, “Kau makhluk terkutuk! Karena kamulah aku ada disini! Kamu membuatku ada disini karena kamu telah membutakan aku untuk menerima kebenaran dan tidak membiarkanku mengenali Tuhan! Kamu tidak membiarkanku menerimaNya! Banyak kesempatan datang padaku tapi kau tidak membiarkanku menerimaNya! Itulah kenapa aku disini, disiksa siang dan malam!”


Melalui penglihatan, Tuhan menunjukkan kepada kami kehidupan mereka di bumi. Kami melihat mereka di bar bersama. Sebuah argumen dimulai yang berujung pada perkelahian. Mereka sudah mabuk. Salah satu dari mereka mengambil botol yang pecah dan yang lain mengeluarkan pisau. Mereka bertarung hingga tiap-tiap mereka terluka parah dan mati. Kedua pria itu terkutuk untuk mengulang skenario tersebut selamanya. Mereka juga tersiksa dengan kenangan bahwa mereka pernah menjadi sahabat di bumi, cinta mereka bagaikan cinta kakak-beradik.


Aku mau memberitahumu sekarang, hanya ada satu teman sejati, dan namaNya adalah Yesus dari Nazaret. Dialah teman yang sebenarnya. Ia adalah teman yang setia, yang selalu bersamamu dalam segala perkara.


Selama kami melanjutkan berjalan, kami melihat seorang wanita dalam sel, ia berguling-guling dalam lumpur. Rambutnya benar-bena kacau dan penuh lumpur. Di dalam sel itu terdapat ular yang sangat besar dan gemuk. Ular itu mendekatinya, mengelilingi tubuhnya, dan masuk ke dalam tubuhnya melalui alat kelaminnya. Ia dipaksa melakukan hubungan seksual dengan ular itu. Di neraka, semua pria dan wanita yang menghidupi perzinahan dipaksa mengulang semua perzinahan mereka. Namun, mereka harus melakukannya dengan ular-ular yang dilapisi dengan duri sepanjang 6 inci. Ular itu menghancurkan tubuh wanita itu tiap kali ia masuk ke dalam tubuhnya. Ia menjerit kepada Tuhan dan meminta kepadanya untuk menghentikannya. Ia tidak mau menderita lagi. “Buatlah ini berhenti! Aku tidak akan melakukannya lagi! Tolong! Buatlah ini berhenti!” Ia memohon kepada Tuhan sedangkan ular itu masuk ke dalamnya dan menghancurkan tubuhnya terus berulang-ulang.




Kami mencoba menutupi telinga kami dari tangisannya namun kami masih bisa medengarnya. Kami bahkan mencoba lebih keras untuk menutup telinga kami, namun sia-sia saja. Kami berkata kepada Tuhan, “Tolong Tuhan, kami tidak mau melihat dan mendengar hal ini lagi! Tolong!” Tuhan berkata, “Sangat penting bagi kalian untuk melihat hal ini, jadi kalian bisa memperingatkan yang lain, karena orang-orangku sedang dihancurkan, orang-orangku mengabaikan keselamatan yang sejati, jalan keselamatan yang sesungguhnya.”


Kami melanjutkan berjalan dan kami melihat danau raksasa dengan ribuan dan ribuan manusia dalam kobaran api. Mereka melambai-lambaikan tangan mereka meminta pertolongan, namun ada banyak iblis melayang-layang di tempat itu. Iblis-iblis itu menggunakan tombak dengan ujung berbentuk ‘S’ untuk menyakiti semua orang yang terbakar di danau. Iblis-iblis mengejek dan mengutuk mereka dengan berkata, “Kau makhluk terkutuk! Sekarang kau harus menyembah setan! Sembah dia, sembah dia seperti yang kau lakukan ketika kau di bumi!” Disana ada ribuan manusia. Kami begitu ketakutan, kami merasa bahwa jika kami tidak memegang tangan Tuhan, kami akan ditinggalkan di tempat yang mengerikan itu. Kami ketakutan akan hal yang kami bayangkan.


Di kejauhan kami melihat seorang pria berdiri dengan kesakitan yang sangat hebat dan pederitaan. Ia memiliki dua iblis yang melayang mengitarinya, menyiksanya. Mereka akan menusukkan tombak mereka ke dalam tubuhnya dan menarik keluar tulang rusuknya. Mereka juga menjadikannya bahan lelucon setiap saat. Lebih jauh, Tuhan menunjukkan pada kami bahwa ia disiksa dari rasa kekuatiran akan keluarganya yang ia tinggalkan di bumi. Pria itu tidak mau keluarganya tiba di tempat penyiksaan yang sama. Ia begitu khawatir karena ia tidak pernah memberi mereka pesan keselamatan. Ia tersiksa karena ia ingat bahwa mereka pernah mendapat kesempatan untuk menerima pesan itu. Ia adalah orang yang sangat penting untuk memberikan pesan ini kepada keluarganya, namun ia memilih untuk mengabaikannya, dan sekarang ia begitu kuatir pada anak-anaknya dan istrinya.




Siksaannya berlanjut dengan iblis memotong kedua tangannya, ia jatuh ke dalam lumpur api. Karena kesakitan yang diakibatkan lumpur api, ia menggeliat-geliut seperti cacing dari satu tempat ke tempat lain. Dagingnya berjatuhan dari tulangnya karena panas. Ia lalu mulai menjalar seperti ular, mencoba keluar dari sana. Namun tiap kali ia mencoba keluar, iblis-iblis mendorongnya untuk kembali dan ia dimasukkan lebih dalam ke dalam lumpur api.


Kami lalu melihat kumpulan iblis di satu tempat. Sesuatu menarik perhatianku, aku melihat bahwa salah satu iblis kehilangan sebelah sayapnya. Aku bertanya pada Tuhan, “Tuhan. Mengapa iblis ini kehilangan satu sayap?” Tuhan menjawab, “Iblis itu dikirim ke bumi dengan satu tujuan, namun ia tidak menyelesaikan tugasnya, dan ia dikembalikan ke neraka oleh salah satu hamba Tuhan. Lalu setan datang dan menghukumnya, dan memotong salah satu sayapnya.” Lalu aku mengerti, bahwa sebagai umat Kristen, kita memiliki otoritas dan kekuatan dalam nama Yesus untuk mengusir semua iblis dan pengikut-pengikutnya.


Bagi temanku yang sedang membaca kata-kata ini sekarang, testimoni ini bukan untuk mengutuk, namun untuk menyelamatkan; supaya kau dapat menguji dirimu sendiri dan melihat kondisi hatimu di hadapan Tuhan. Pesan ini ada supaya kau bisa mengubah jalan-jalanmu, demi keselamatan dan bukan untuk hukuman. Saat ini, angkat hatimu kepada Tuhan dan akuilah dosa-dosamu, jadi apabila Tuhan hadir saat ini, kau bisa ikut pergi bersamaNya, dan bukan pergi ke tempat penyiksaan dimana di dalamnya terdapat ratap dan kertak gigi. Disana, kau baru akan mengerti mengapa Yesus membayar harga yang begitu mahal di atas salib kalvari.


Kami melihat banyak orang di neraka yang tidak menyadari mengapa mereka ada disana. Hidup mereka dipenuhi begitu banyak aktivitas yang mereka pikir bukanlah dosa. Temanku, ujilah dirimu! Jangan berpikir bahwa berbohong, mencuri, menjadi sombong adalah hal-hal yang biasa untuk dilakukan! Ini semua adalah dosa di mata Tuhan! Saudaraku, berbaliklah dan berhentilah melakukan hal-hal ini! Aku memberimu pesan ini supaya kau mau berhenti berbuat dosa secara sengaja, dan melihat lebih dekat wajah dari Tuhan.



TO BE CONTINUED...



.

2 comments:

  1. SYALOM ...
    cerita yang menarik, tetapi setau saya si iblis juga akan ikut disiksa di neraka(WAHYU 20)... bukan menyiksa ... yang menyiksa orang2 dosa (dan iblis) kelak adalah api neraka kekal ...
    CMIIW ... terima kasih ... :)

    ReplyDelete
  2. Yup, Iblis nanti pasti ikutan disiksa, mungkin saat2 ini mereka lagi ngumpulin temen kali ya, siapa sih yang mau menderita sendirian... Hahahaha...

    Iblis memang bakal disiksa pada akhirnya, tapi itu kelak, saat ini iblis yang sangat benci Tuhan dengan senangnya menyiksa manusia, karena manusia adalah gambaran dari Tuhan.

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar, jangan malu-malu...