Ketika kami mulai naik ke Kerajaan Surga, kami tiba ke suatu tempat indah dengan pintu-pintu yang berharga. Di depan pintu-pintu itu ada dua malaikat. Mereka mulai berbicara, namun perkataan mereka merupakan bahasa malaikat dan kami tidak dapat memahami apa yang mereka bicarakan. Namun Roh Kudus memberi kami pengertian, mereka sedang menyambut kami. Tuhan Yesus menaruh tanganNya di pintu dan pintu itu terbuka. Jika Yesus tidak bersama kami, kami pasti tidak akan pernah bisa masuk ke dalam Surga.
Kami mulai menghargai semua yang ada di Surga. Kami melihat pohon yang sangat besar, Alkitab menjelaskan pohon itu sebaai “Pohon Kehidupan” (Wahyu 2:7). Kami menuju sebuah sungai dan melihat ada banyak ikan di dalamnya. Segalanya tampak begitu luar biasa sampai-sampai aku dan temanku memutuskan untuk masuk ke dalam air. Kami mulai berenang di dalam air. Kami melihat ikan-ikan bergerak mengelilingi kami dan mereka mengusap dan menciumi tubuh kami. Mereka tidak berenang pergi seperti layaknya ikan di bumi; kehadiran Tuhan menenangkan ikan-ikan itu. Ikan-ikan itu dapat mempercayai kami karena mereka tahu bahwa kami tidak akan membahayakan mereka. Aku begitu terberkati dan terkagum-kagum hingga aku mengambil seekor ikan dan mengeluarkannya dari air. Yang begitu luar biasa adalah ikan itu begitu tenang menikmati kehadiran Tuhan bahkan di dalam tanganku. Aku mengembalikan ikan itu ke dalam air.
Aku dapat melihat di kejauhan ada kuda-kuda putih di Surga, seperti yang tertulis dalam firman Tuhan di Wahyu 19:11, “Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya berama: “Yang Setia dan Yang Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan adil”. Kuda-kuda itu adalah kuda-kuda yang akan dipakai Tuhan saat Ia kembali ke dunia untuk menjemput umatNya, gerejaNya. Aku berjalan ke arah kuda-kuda itu dan mulai mengelus-elus mereka. Tuhan mengikutiku dan mengijinkanku menunggangi seekor kuda.
Ketika aku mulai menungganginya, aku merasakan sesuatu yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya di bumi. Aku mulai merasakan kedamaian, kebebasan, cinta, kekudusan yang dapat diperoleh seseorang di tempat indah itu. Aku mulai menikmati segala hal yang dapat dilihat mataku. Aku hanya mau menikmati segalanya di Firdaus indah tersebut yang telah disediakan Tuhan bagi kita.
Kami juga dapat melihat meja-meja untuk pesta pernikahan, segalanya telah disiapkan. Meja-meja itu tidak memiliki awal dan akhir, kami melihat kursi-kursi disiapkan bagi kami. Disana juga tersedia mahkota kehidupan kekal yang telah siap untuk diambil oleh kami. Kami melihat makanan-makanan lezat telah siap bagi mereka yang diundang untuk menghadiri perjamuan nikah anak domba.
Malaikat-malaikat ada disana dengan membawa jubah-jubah putih yang telah disiapkan Tuhan bagi kita. Aku sangat terpesona melihat semua hal ini. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita harus menerima Kerajaan Surga seperti anak-anak kecil (Matius 18:3). Ketika kami ada di Surga, kami seperti anak kecil. Kami mulai menikmati segalanya disana; bunga-bunganya, perumahannya… Tuhan bahkan mengijinkan kami untuk masuk ke rumah-rumahnya.
Lalu Tuhan membawa kami ke tempat yang dipenuhi anak-anak kecil. Tuhan berdiri di tengah-tengah mereka dan Ia mulai bermain-main dengan mereka. Ia memastikan untuk menghabiskan cukup waktu dengan tiap-tiap mereka, dan Ia menikmati bersama mereka. Kami mendekat pada Tuhan dan bertanya padaNya, “Tuhan, apakah ini anak-anak yang akan dilahirkan ke dunia?”, Tuhan mejawab, “Tidak, anak-anak ini adalah anak-anak yang di aborsi di dunia”. Mendengar hal ini, aku merasakan ada sesuatu di dalam diriku yang membuatku terguncang.
Aku mengingat sesuatu yang telah ku lakukan di masa lalu, ketika aku belum mengenal Tuhan. Pada saat itu, aku sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita dan pada akhirnya ia hamil. Ketika ia memberitahuku bahwa ia hamil, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, jadi aku memintanya memberiku waktu untuk mengambil keputusan. Waktu berlalu dan ketika aku pergi kepadanya untuk memberitahukan keputusanku, segalanya sudah terlambat sebab ia telah melakukan aborsi. Kejadian itu tidak dapat kulupakan. Bahkan setelah aku menerima Tuhan di dalam hatiku, aborsi itu merupakan sesuatu yang membuatku tidak dapat memaafkan diriku. Namun Tuhan melakukan sesuatu hari itu, Ia mengijinkan aku memasuki tempat itu dan memberitahuku, “Ariel, apakah kau lihat gadis kecil itu di
Temanku, siapapun yang membaca tulisan ini, aku mau memberitahumu sesuatu. Tuhan telah mengampuni dosa-dosamu, sekarang kau harus belajar untuk mengampuni dirimu sendiri. Aku berterimakasih pada Tuhan yang telah mengijinkan aku membagi testimoni ini padamu. Tuhan Yesus Kristus, aku memberikan seluruh kehormatan dan kemuliaan hanya bagiMu! Testimoni ini berasal dari
Tuhan memberkatimu.
TO BE CONTINUED...
.
gak kuat aku membaca blog ini,dmn aku srg kali melakukan aborsi,spi skr luka batin itu kerap ad&sulit skali hilang,tks utk yg sdh menulis blog ini,aku bersyukur bhw TUHAN sdh mengampuniku.aku percaya 6 anak yg kuaborsi akan TUHAN pelihara disurga,amin
ReplyDeletekadang2 bayangan masalalu itu begitu menghantui,belasan thn lalu dikala aku msh remaja kala itu umurku 19thn aku sdh mengalukan aborsi utk yg pertama krn kala itu pacarku blm bekerja&dia jg bingung akan kehamilanku,sejak aku aborsi apapun usaha kerja apapun tdk prnh ad yg berhasil,kami slalu susah,kmi kumpul kebo tnp nikah slama 5thn,slama 5thn aku sdh melakukan aborsi4X,spi akhirnya km berpisah stlah anak yg ke 5x hamil tdk jd aku gugurkan
ReplyDeleteKuda Putih.. aku jd ingat ada seekor kuda putih menembus salib dihadapanku dan masuk ke dlm tubuhku.. kejadian ini terjadi 4 thn yg lalu saat aku menderaskan doa Aku Percaya / Iman Kepercayaan di dalam mobil ketika aku lumpuh 3 hari dan keluargaku memaksa membawaku berobat ke dukun.
ReplyDelete