Powered By Blogger

July 17, 2010

BAB 7: Kisah Esau Tentang Surga

.

2 Korintus 12:2

Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau – entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya – orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.



Kami ada dalam ruangan, ketika kami merasakan pengalaman yang pertama. Ruangan itu mulai dipenuhi cahaya lagi melalui kehadiran Tuhan. Cahaya itu begitu kuat hingga menerangi seluruh ruangan. Ruangan itu dipenuhi kemuliaanNya, sungguh sangat indah bisa merasakan kehadiranNya.


Yesus berkata pada kami, “Anak-anakKu, sekarang aku akan menunjukkan padamu kerajaan Surgaku.” Kami saling berpegangan tangan dan kami diangkat. Aku melihat ke bawah dan melihat bahwa kami telah keluar dari tubuh kami. Setelah kami keluar dari tubuh, kami telah mengenakan jubah putih dan mulai bergerak naik dalam kecepatan tinggi.


Kami tiba di depan sepasang pintu yang merupakan gerbang menuju kerajaan Surga. Kami begitu terperangah akan apa yang terjadi pada kami. Untunglah, Yesus anak Allah ada disana dengan kami, bersama dua malaikat yang tiap-tiapnya memiliki empat sayap.


Malaikat itu mulai berbicara dengan kami, namun kami tidak memahami apa yang mereka katakan. Bahasa mereka sangat berbeda dari bahasa kita, bahkan itu sangat berbeda dari segala bahasa di bumi. Malaikat-malaikat itu menyambut kami dan mereka membuka pintu-pintu yang besar itu. Kami melihat tempat yang indah, dengan banyak hal di dalamnya. Ketika kami masuk ke dalam, kedamaian yang sempurna memenuhi hati kami. Alkitab memberitahu kita bahwa damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Filipi 4:7).





Hal pertama yang kulihat adalah rusa, jadi aku bertanya pada salah satu temanku, “Sandra, apa kau juga melihat hal yang aku lihat?” Ia tidak lagi menangis atau menjerit seperti saat kami dibawa ke neraka. Ia tersenyum dan menjawab, “Ya Esau, aku melihat rusa!” Lalu aku tahu bahwa segalanya nyata, kami benar-benar di kerajaan Surga. Segala kengerian yang kami lihat di neraka segera terlupakan. Kami benar-benar menikmati kemuliaan Tuhan. Kami menuju ke tempat rusa itu berada, di belakangnya berdiri sebuah pohon yang sangat besar! Pohon itu terletak di pusat dari Firdaus.


Alkitab berkata dalam Wahyu 2:7, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan aa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah”.


Pohon ini adalah lambang dari Yesus, sebab Yesus adalah kehidupan yang kekal. Di balik pohon itu ada sebuah sungai yang airnya sejernih kristal. Sungai itu sangat jernih dan indah, seperti sungai yang tidak mungkin ada di bumi. Kami hanya mau terus menetap di tempat itu. Seringkali kami berkata kepada Tuhan, “Tuhan tolong! Jangan keluarkan kami dari tempat ini! Kami mau disini selamanya! Kami tidak mau kembali ke bumi!” Tuhan lalu menjawab kami, “Sangat penting untuk kamu kembali dan bersaksi tentang semua hal yang telah Kusiapkan untuk mereka yang mencintaiKu, karena aku segera kembali dan hadiahKu ada bersamaKu.”


Ketika kami melihat sungai itu, kami cepat-cepat berlari ke sana dan masuk ke dalamnya. Kami teringat akan ayat yang mengatakan barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup (Yohanes 7:38). Air dari sungai ini seperti memiliki hidup di dalamnya, jadi kami membenamkan diri kami di dalamnya. Di dalam maupun di luar air kami dapat bernafas dengan normal. Sungai itu begitu dalam dan disana banyak ikan-ikan berwarna-warni berenang. Cahaya di dalam dan di luar sungai tidak berbeda; di Surga, cahaya tidak datang dari sumber yang spesifik, segalanya bercahaya dengan sendirinya. Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus adalah cahaya dari kota itu (Wahyu 21:23).Dengan tangan kami, kami mengeluarkan beberapa ikan dari air; ikan-ikan itu tidak mati. Maka kami berlari pada Tuhan dan bertanya padaNya mengapa. Tuhan tersenyum dan menjawab bahwa di Surga tak ada lagi kematian, tak ada lagi air mata dan rasa sakit (Wahyu 21:4).


Kami meninggalkan sungai dan berlari ke segala tempat yang bisa kami temukan, kami mau menyentuh dan mengalami segalanya. Kami mau membawa semuanya pulang bersama kami, karena kami begitu terkagum-kagum pada benda-benda di Surga. Segalanya di Surga tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ketika Paulus dibawa ke Surga, ia melihat hal-hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, karena kehebatan hal-hal yang ada di Kerajaan Surga (2 Korintus 12). Disana bahkan terdapat hal-hal yang sama sekali tidak bisa kami jelaskan.


Kami lalu tiba di suatu area yang sangat luas; tempat yang sangat indah dan cantik. Tempat ini dipenuhi batu-batu berharga: emas, emerald, ruby, dan berlian. Lantainya terbuat dari emas murni. Kami lalu tiba di tempat dimana terdapat tiga buku yang sangat besar. Yang pertama adalah Alkitab yang terbuat dari emas. Dalam Mazmur kita diberitahu bahwa firman Tuhan adalah teguh dan bahwa firman Tuhan tetap ada di Surga selamanya (Mazmur 119:89). Kami lalu melihat Alkitab emas besar tersebut; halaman-halamannya, ayat-ayatnya, semuanya tercipta dari emas murni.


Buku yang kedua adalah buku yang jauh lebih besar dibanding Alkitab emas. Buku itu terbuka dan sesosok malaikat sedang duduk di atasnya dan menulis di dalamnya. Bersama dengan Tuhan Yesus kami mendekat untuk melihat apa yang ditulis malaikat itu. Malaikat itu sedang menulis segala hal yang sedang terjadi di bumi. Segala hal yang sedang terjadi; termasuk tanggal, jam, segalanya tertulis di situ. Ini dilakukan supaya firman Tuhan dapat tergenapi seperti yang tertulis dalam Alkitab, bahwa kitab akan dibuka dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu (Wahyu 20:12). Malaikat itu terus menulis segala hal yang dilakukan semua manusia di bumi, baik atau buruk, semua tertulis.

Kami melanjutkan menuju tempat dimana buku ketiga berada. Buku ini bahkan lebih besar dari buku yang kedua! Buku itu tertutup, namun kami tetap mendekatinya. Kami bertujuh bersama-sama menurunkan buku itu dari tempatnya, sesuai dengan perintah Tuhan, lalu kami menaruhnya di depan pilar.


Pilar-pilar dan tiang-tiang di Surga begitu indah! Mereka tidak seperti pilar dan tiang di bumi. Tiang-tiangnya dibuat seperti kepangan / anyaman, dan itu dibuat dari batu-batu berharga yang berbeda-beda. Beberapa terbuat dari berlian, yang lain terbuat dari emerald murni, yang lain terbuat dari emas murni, dan yang lain terbuat dari kombinasi dari berbagai macam batu-batuan. Aku akhirnya mengerti bahwa Tuhan sungguh-sungguh pemilik dari semua hal, seperti yang tertulis dalam Hagai 2:9, “Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman Tuhan semesta alam”. Aku memahami bahwa Tuhan benar-benar kaya dan Ia memiliki semua kekayaan di dunia. Aku juga mengerti bahwa dunia ini beserta segala kekayaan di dalamnya ditujukan untuk memuliakan Tuhan kita, dan Ia mau memberikan itu semua bagi orang-orang yang meminta dalam kepercayaan.





Tuhan berkata, “Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberkan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu” (Mazmur 2:8). Buku ini yang kami letakkan pada tiang begitu besarnya, hingga untuk membuka halamannya kami harus berjalan untuk memindah halamannya ke sisi lain buku. Kami mencoba membaca apa yang tertulis pada buku itu seperti yang diminta Tuhan. Pada mulanya sangat sulit untuk dibaca karena itu ditulis dalam karakter asing yang tidak dapat kami mengerti. Itu begitu berbeda dari segala bahasa di bumi; itu benar-benar tulisan Surgawi. Namun dengan pertolongan dari Roh Kudus, kami diberi kemurahan untuk memahaminya. Sepertinya penutup mata telah dilepaskan dari mata kami dan kami dapat memahami tulisan itu; sejelas kami memahami bahasa kami sendiri.


Kami dapat melihat bahwa nama kami bertujuh tertulis di dalam buku itu. Tuhan memberitahu kami bahwa itu adalah kitab kehidupan (Wahyu 3:5). Kami memperhatikan bahwa nama yang tertulis di buku bukanlah nama kami yang biasa kami gunakan di bumi; nama-nama ini adalah nama baru, supaya firman Tuhan dapat dipenuhi saat itu berkata bahwa Tuhan akan mengaruniakan batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya (Wahyu 2:17).


Di Surga, kami dapat mengucapkan nama kami, namun begitu Tuhan membawa kami kembali ke bumi, nama-nama itu telah diambil dari kenangan dan hati kami. Firman Tuhan itu selamanya, dan itu pasti terpenuhi. Teman-temanku, Alkitab berkata dalam Wahyu 3:11, Jangan biarkan seorangpun mengambil mahkotamu, jangan biarkan seorangpun menghilangkan atau memindah tempat yang telah disediakan Bapa bagimu. Di Surga, tersedia jutaan hal yang sangat indah, kami bahkan tidak dapat menjelaskannya dengan mulut kami. Namun aku mau memberitahumu sesuatu, “Tuhan menantikanmu!” Tetapi hanya orang-orang yang bertahan sampai kesudahannnya yang akan diselamatkan! (Markus 13:13)



TO BE CONTINUED...



.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar, jangan malu-malu...