Powered By Blogger

February 10, 2009

Dilema Homoseksualitas


Kalo dipikir-pikir, repot juga ya jadi kam gay dan lesbi, apalagi di Indonesia… Entri yang satu ini bukan bermaksud menghakimi atau apa, Cuma ingin menjelaskan aja tentang dilema yang dialami kaum homoseksual...

Ternyata, selidik-selidik, rupa-rupanya di Indonesia itu kaum homo gak sedikit juga loh! Kaum gay-lesbi di Indonesia mencapai 20% itu-pun bisa lebih karena banyaknya masyarakat yang tidak mendeklarasikan status homo-nya... ckckck! Apa kata dunia!???


Sekarang ini mulai diperdebatkan, PERNIKAHAN SESAMA JENIS HARUS DILEGALKAN!! Waduh... Kalo yang satu ini kesampaian di Indonesia... Bisa berabe!


Masalahnya begini...


Sila 1: KETUHANAN YANG MAHA ESA


Sila ini membuat banyak jiwa jelas-jelas menentang sekeras-kerasnya adanya pernikahan sesama jenis karena itu dosa... Istiqfar hai, kaum Tuhan!!!


Sedangkan di lain pihak...


Sila 4: KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA


Nah lo! Kaum homo berteriak: Tidak adil!!! Kami saling mencintai! Kenapa dilarang menikah!???


Aduh bang... Sabar... Sabar...


Memang susah ya, kenapa jumlah kaum homo di dunia ini bisa meningkat sedemikian drastis dari dekade ke dekade... Ini bukti Tuhan bakal segera dateng kali yee...


Bagi kalian yang lom tau apa itu “HOMO” (Kemana aje loe???), silahkan baca definisi ini:


Homoseksualitas mengacu pada interaksi seksual dan/atau romantis antara pribadi yang berjenis kelamin sama. Pada penggunaan mutakhir, kata sifat homoseks digunakan untuk hubungan intim dan/atau hubungan sexual di antara orang-orang berjenis kelamin yang sama, yang bisa jadi tidak mengidentifikasi diri merek sebagai gay atau lesbian. Homoseksualitas, sebagai suatu pengenal, pada umumnya dibandingkan dengan heteroseksualitas dan biseksualitas. Istilah gay adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada pria homoseks. Sedangkan Lesbian adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada wanita homoseks.

Definisi tersebut bukan definisi mutlak mengingat hal ini diperumit dengan adanya beberapa komponen biologis dan psikologis dari seks dan gender, dan dengan itu seseorang mungkin tidak seratus persen pas dengan kategori di mana ia digolongkan. Beberapa orang bahkan menganggap ofensif perihal pembedaan gender (dan pembedaan orientasi seksual).

Ungkapan seksual dan cinta erotis sesama jenis telah menjadi suatu corak dari sejarah kebanyakan budaya yang dikenal sejak sejarah awal . Bagaimanapun, bukanlah sampai abad ke-19 bahwa tindakan dan hubungan seperti itu dilihat sebagai orientasi seksual yang bersifat relatif stabil. Penggunaan pertama kata homoseksual yang tercatat dalam sejarah adalah pada tahun 1869 oleh Karl-Maria Kertbeny,[1] dan kemudian dipopulerkan penggunaannya oleh Richard Freiherr von Krafft-Ebing pada bukunya Psychopathia Sexualis.

Di tahun-tahun sejak Krafft-Ebing, homoseksualitas telah menjadi suatu pokok kajian dan debat. Mula-mula dipandang sebagai penyakit untuk diobati, sekarang lebih sering diselidiki sebagai bagian dari suatu proyek yang lebih besar untuk memahami Ilmu Hayat, ilmu jiwa, politik, genetika, sejarah dan variasi budaya dari identitas dan praktek seksual. status legal dan sosial dari orang yang melaksanakan tindakan homoseks atau mengidentifikasi diri mereka gay atau lesbian beragam di seluruh dunia.

Secara umum, diperkirakan jumlah kaum lesbian dan homo di dalam masyarakat adalah 1% hingga 10% dari jumlah populasi. Tetapi, menurut laporan kontroversi Kinsey Reports pada tahun 1984, menyebutkan bahwa setidaknya 37% pria dari total keseluruhan pria telah setidaknya mengalami pengalaman seks bersama pria lainnya, dan 4% di dalamnya adalah secara eklusif homoseksual. Pada wanita, Kinsey menemukan dari 2% hingga 5% 'kurang lebih secara eklusif' homoseksual

Walaupun pada nyatanya banyak kaum homoseksualitas yang menyembunyikan identitasnya - sehingga mempersulit akurasi laporan - banyak laporan yang beredar belakang ini menyatakan bahwa dari 2 hingga 3,3 persen dari populasi pria adalah homoseksual secara ekslusif. Di Amerika sendiri, pada tahun pemilu 2004, survei menyatakan 4% dari seluruh pemilih pria menyatakan dirinya sebagai kaum homo. Namun karena tekanan sosial, banyak dari kaum homoseksual yang tentunya tidak mau menyatakan identitas mereka. Di Kanada, tahun 2003 Biro Statistik Kanada menyatakan bahwa di antara warga Kanada berumur 18 hingga 59, 1% melaporkan mereka sebagai homoseksual, dan 0,7% melaporkan sebagai biseksual.


Itu belum keitung yang gak ngaku gara2 malu... Orientasi seksual yang... Umm... "Unik"...


Berdasarkan hasil sebuah riset ilmiah, setiap individu mempunyai potensi menjadi seorang homoseksual. Namun tingkatannya berbeda satu sama lainnya. Karena kecenderungannya sangat kecil, kita terkadang tidak merasakan potensi ini. Tetapi jika kecenderungan itu berlanjut, seperti mengagumi, tertarik, kemudian terangsang terhadap sesama jenis, maka Anda dapat dikatakan sebagai homoseksual.


Nah lo! Hati-hati semua... Jangan ampe mengagumi berlebihan, ntar keterusan...


Para ilmuwan tersebut juga mendukung observasi masyarakat umum bahwa terdapat perbedaan pola pikir dan intelegensia dari setiap orientasi seksual. Ini dapat dijelaskan dari bagaimana otak mengatur memori dan perilaku seseorang. Dr. Qazi Rahman dari Queen Mary, University of London malah dengan ekstrim mengemukakan bila seseorang adalah homoseks, dia memang terlahir untuk menjadi homoseks.

Dengan memindai 90 orang heteroseksual dan homoseksual, diperoleh data bahwa amygdala, bagian otak yang mengatur emosi (termasuk respon hormonal) seseorang berbeda-beda. Seorang laki-laki gay memiliki amygdala yang mirip dengan perempuan heteroseksual dan perempuan lesbian memiliki amygdala yang mirip dengan laki-laki ‘straight’ alias heteroseksual.


Susah banget kan... Kalo seseorang homo, berarti dari bayi dia itu udah emang bakal-homo... Ckckck... Yang bener yang mana nih??


Sebenernya, kita itu bisa mengenali orang itu gay Cuma dari liat mukanya loh! Aku juga gak mengingkari, kalo liat cowok, aku bisa langsung tau itu gay ato normal, biar dia menyangkal kayak gimanapun (Kalo nyangkal tambah kliatan tuh!)... Tapi kalo cewek lesbi, gak bisa ngedeteksi nih... Nah... Kembali ke awal... Jadi dari liat wajah aja, kita bisa langsung tau tuh orang gay ato bukan... Jadi kalo punya cewek ato cowok yang ditaksir, ati-ati, perhatiin dulu wajahnya, jangan keliru! Nih baca penelitian ini..


Benarkah dalam hitungan detik, orang bisa mengenali apakah seseorang dihadapannya homoseksual atau bukan, hanya dari wajahnya? Temuan ini memperkuat pendapat bahwa pikiran bawah sadar manusia berperan penting dalam memandu perilakunya.

Manusia dikenal sebagai makhluk paling pintar dan cepat menilai sesamanya. Hal tersebut telah disimpulkan sebagai hasil penelitian yang dilakukan dua psikolog, Nalini Ambady dan Rovert Rosenthal, tahun 1994.

Saat itu, mereka menghadapkan orang-orang pada video seorang profesor yang sedang mengajar berdurasi dua detik saja kemudian diminta memberikan opini mengenai kemampuan mengajarnya. Hasil penilaian tersebut ternyata mirip benar dengan penilaian para mahasiswa profesor tersebut yang diajar selama satu semester.

Temuan ini tidak hanya mengejutkan tapi membuat penasaran para pakar perilaku untuk meguak rahasia kemampuan manusia menilai sesamanya dalam waktu sangat singkat. Ambady kemudian bersama koleganya, Nicholas Rule, sama-sama dari Universitas Tufts, Massachusets, AS meneliti apakah hal tersebut juga berlaku untuk menilai orientasi seksual.

Sukarelawan lelaki maupun perempuan dihadapkan 90 lembar foto wajah lelaki homoseksual dan lelaki normal secara acak, masing-masing antara 33 milidetik hingga 10 detik. Saat diberikan waktu 100 milidetik atau lebih, mereka dapat mendeteksi foto lelaki mana yang homoseksual dengan tingkat ketepatan 70 persen.

Jika waktunya kurang dari itu, mereka kesulitan. Namun, jika diberikan waktu lebih lama, peluangnya tidak semakin baik. Apa yang paling menarik adalah tambahan waktu tidak meningkatkan hasil, ujar Ambady yang melaporkan penelitian ini dalam Journal of Experimental Social Psychology edisi terbaru. Jadi, mungkin ada benarnya juga semboyan cinta pada pandangan pertama.


Memang penuh dilema hidup para kaum homoseksual di Indonesia... Kalo kamu hidup di Belanda ato Amerika sih lebih simple mungkin, maksudnya, masyarakat sana sudah menerima dengan terbuka, kalo di Indonesia kan?? “Cari aja kelompok homo-mu, tapi jangan deket-deket, ih!” Kasian... Kasian... Karena itulah masih banyak kaum homo Indonesia yang tidak mau terbuka karena takut dikucilkan secara sosial...


Tapi aku tidak akan mengucilkan siapapun kok, mereka juga manusia... Aku mau berteman dengan siapa saja. Peace... Peace...


Bagi kalian yang homo: Berdoalah supaya jalan masuk Sorga sekarang diberi dispensasi...


Sumber Informasi:

www.perempuan.com

http://id.wikipedia.org/wiki/Homoseksualitas

www.inilah.com

http://netsains.com/2008/08/brainiacs-homoseksual-vs-heteroseksual/

4 comments:

  1. Just 1 word: BERTOBATLAH!

    ReplyDelete
  2. aq akan mendetexi wajahmu...
    =P
    jangan kira aq tak bisa membacanya, hahahaha...

    pesan moral:
    homo ato ga, ga usah dipermasalahin, yang penting selama ngga ngrugiin dunia ya uda...
    biar itu urusan pribadi mereka dengan yang Kuasa..
    toh banyak juga orang homo yang berguna buat kemajuan dunia, jadi homo ato ga itu cuman masalah selera n orientasi sex aj...

    ga usa minder kaum homosex ^^v

    tapi kalo bisa kemballi ke jalan yang lurus =P

    jadi 50 : 50 niy ^^

    nice post~~

    ReplyDelete
  3. dukung nico!
    ndk isa ngmng apa2 lagi...cm
    dukung nico..jadikan dia caleg pilihanmu...

    ReplyDelete
  4. ga mudah menerima kenyataan terlahir sebagai gay. apalagi berharap orang lain bisa menerima keberadaan kita sebagai kaum gay. yang harus ditanamkan dalam hati: pupuklah rasa percaya diri, ikuti saja kata hati. ga usah minder. orang lain bisa saja dengan mudahnya ngasih nasehat... tapi seandainya mereka juga terlahir sebagai gay, apa mereka masih sanggup berkomentar seperti itu?

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar, jangan malu-malu...