Powered By Blogger

July 28, 2010

BAB 8: Ariel di Surga

.

Ketika kami mulai naik ke Kerajaan Surga, kami tiba ke suatu tempat indah dengan pintu-pintu yang berharga. Di depan pintu-pintu itu ada dua malaikat. Mereka mulai berbicara, namun perkataan mereka merupakan bahasa malaikat dan kami tidak dapat memahami apa yang mereka bicarakan. Namun Roh Kudus memberi kami pengertian, mereka sedang menyambut kami. Tuhan Yesus menaruh tanganNya di pintu dan pintu itu terbuka. Jika Yesus tidak bersama kami, kami pasti tidak akan pernah bisa masuk ke dalam Surga.


Kami mulai menghargai semua yang ada di Surga. Kami melihat pohon yang sangat besar, Alkitab menjelaskan pohon itu sebaai “Pohon Kehidupan” (Wahyu 2:7). Kami menuju sebuah sungai dan melihat ada banyak ikan di dalamnya. Segalanya tampak begitu luar biasa sampai-sampai aku dan temanku memutuskan untuk masuk ke dalam air. Kami mulai berenang di dalam air. Kami melihat ikan-ikan bergerak mengelilingi kami dan mereka mengusap dan menciumi tubuh kami. Mereka tidak berenang pergi seperti layaknya ikan di bumi; kehadiran Tuhan menenangkan ikan-ikan itu. Ikan-ikan itu dapat mempercayai kami karena mereka tahu bahwa kami tidak akan membahayakan mereka. Aku begitu terberkati dan terkagum-kagum hingga aku mengambil seekor ikan dan mengeluarkannya dari air. Yang begitu luar biasa adalah ikan itu begitu tenang menikmati kehadiran Tuhan bahkan di dalam tanganku. Aku mengembalikan ikan itu ke dalam air.


Aku dapat melihat di kejauhan ada kuda-kuda putih di Surga, seperti yang tertulis dalam firman Tuhan di Wahyu 19:11, “Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya berama: “Yang Setia dan Yang Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan adil”. Kuda-kuda itu adalah kuda-kuda yang akan dipakai Tuhan saat Ia kembali ke dunia untuk menjemput umatNya, gerejaNya. Aku berjalan ke arah kuda-kuda itu dan mulai mengelus-elus mereka. Tuhan mengikutiku dan mengijinkanku menunggangi seekor kuda.





Ketika aku mulai menungganginya, aku merasakan sesuatu yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya di bumi. Aku mulai merasakan kedamaian, kebebasan, cinta, kekudusan yang dapat diperoleh seseorang di tempat indah itu. Aku mulai menikmati segala hal yang dapat dilihat mataku. Aku hanya mau menikmati segalanya di Firdaus indah tersebut yang telah disediakan Tuhan bagi kita.


Kami juga dapat melihat meja-meja untuk pesta pernikahan, segalanya telah disiapkan. Meja-meja itu tidak memiliki awal dan akhir, kami melihat kursi-kursi disiapkan bagi kami. Disana juga tersedia mahkota kehidupan kekal yang telah siap untuk diambil oleh kami. Kami melihat makanan-makanan lezat telah siap bagi mereka yang diundang untuk menghadiri perjamuan nikah anak domba.





Malaikat-malaikat ada disana dengan membawa jubah-jubah putih yang telah disiapkan Tuhan bagi kita. Aku sangat terpesona melihat semua hal ini. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita harus menerima Kerajaan Surga seperti anak-anak kecil (Matius 18:3). Ketika kami ada di Surga, kami seperti anak kecil. Kami mulai menikmati segalanya disana; bunga-bunganya, perumahannya… Tuhan bahkan mengijinkan kami untuk masuk ke rumah-rumahnya.


Lalu Tuhan membawa kami ke tempat yang dipenuhi anak-anak kecil. Tuhan berdiri di tengah-tengah mereka dan Ia mulai bermain-main dengan mereka. Ia memastikan untuk menghabiskan cukup waktu dengan tiap-tiap mereka, dan Ia menikmati bersama mereka. Kami mendekat pada Tuhan dan bertanya padaNya, “Tuhan, apakah ini anak-anak yang akan dilahirkan ke dunia?”, Tuhan mejawab, “Tidak, anak-anak ini adalah anak-anak yang di aborsi di dunia”. Mendengar hal ini, aku merasakan ada sesuatu di dalam diriku yang membuatku terguncang.


Aku mengingat sesuatu yang telah ku lakukan di masa lalu, ketika aku belum mengenal Tuhan. Pada saat itu, aku sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita dan pada akhirnya ia hamil. Ketika ia memberitahuku bahwa ia hamil, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, jadi aku memintanya memberiku waktu untuk mengambil keputusan. Waktu berlalu dan ketika aku pergi kepadanya untuk memberitahukan keputusanku, segalanya sudah terlambat sebab ia telah melakukan aborsi. Kejadian itu tidak dapat kulupakan. Bahkan setelah aku menerima Tuhan di dalam hatiku, aborsi itu merupakan sesuatu yang membuatku tidak dapat memaafkan diriku. Namun Tuhan melakukan sesuatu hari itu, Ia mengijinkan aku memasuki tempat itu dan memberitahuku, “Ariel, apakah kau lihat gadis kecil itu di sana? Gadis itu adalah anakmu.”


Ketika Ia memberitahuku hal itu, aku melihat gads kecil itu, aku merasa luka yang telah kumiliki dalam jiwaku untuk waktu yang lama mulai disembuhkan. Tuhan mengijinkan aku berjalan mendekatinya dan ia mendekatiku. Aku meraih tangannya dan melihat matanya. Satu kata kudengar dari bibirnya, “Papa”. Aku memahami dan merasakan bahwa Tuhan telah mengasihani aku dan mengampuniku, namun aku harus belajar untuk mengampuni diriku sendiri.


Temanku, siapapun yang membaca tulisan ini, aku mau memberitahumu sesuatu. Tuhan telah mengampuni dosa-dosamu, sekarang kau harus belajar untuk mengampuni dirimu sendiri. Aku berterimakasih pada Tuhan yang telah mengijinkan aku membagi testimoni ini padamu. Tuhan Yesus Kristus, aku memberikan seluruh kehormatan dan kemuliaan hanya bagiMu! Testimoni ini berasal dari Tuhan, Ia mengijinkan kita menerima pewahyuan ini. Aku berharap setiap orang yang membaca testimoni ini menerima berkat dan menggunakan berkat itu untuk memberkati banyak orang lain.


Tuhan memberkatimu.



TO BE CONTINUED...



.

July 17, 2010

BAB 7: Kisah Esau Tentang Surga

.

2 Korintus 12:2

Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau – entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya – orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.



Kami ada dalam ruangan, ketika kami merasakan pengalaman yang pertama. Ruangan itu mulai dipenuhi cahaya lagi melalui kehadiran Tuhan. Cahaya itu begitu kuat hingga menerangi seluruh ruangan. Ruangan itu dipenuhi kemuliaanNya, sungguh sangat indah bisa merasakan kehadiranNya.


Yesus berkata pada kami, “Anak-anakKu, sekarang aku akan menunjukkan padamu kerajaan Surgaku.” Kami saling berpegangan tangan dan kami diangkat. Aku melihat ke bawah dan melihat bahwa kami telah keluar dari tubuh kami. Setelah kami keluar dari tubuh, kami telah mengenakan jubah putih dan mulai bergerak naik dalam kecepatan tinggi.


Kami tiba di depan sepasang pintu yang merupakan gerbang menuju kerajaan Surga. Kami begitu terperangah akan apa yang terjadi pada kami. Untunglah, Yesus anak Allah ada disana dengan kami, bersama dua malaikat yang tiap-tiapnya memiliki empat sayap.


Malaikat itu mulai berbicara dengan kami, namun kami tidak memahami apa yang mereka katakan. Bahasa mereka sangat berbeda dari bahasa kita, bahkan itu sangat berbeda dari segala bahasa di bumi. Malaikat-malaikat itu menyambut kami dan mereka membuka pintu-pintu yang besar itu. Kami melihat tempat yang indah, dengan banyak hal di dalamnya. Ketika kami masuk ke dalam, kedamaian yang sempurna memenuhi hati kami. Alkitab memberitahu kita bahwa damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Filipi 4:7).





Hal pertama yang kulihat adalah rusa, jadi aku bertanya pada salah satu temanku, “Sandra, apa kau juga melihat hal yang aku lihat?” Ia tidak lagi menangis atau menjerit seperti saat kami dibawa ke neraka. Ia tersenyum dan menjawab, “Ya Esau, aku melihat rusa!” Lalu aku tahu bahwa segalanya nyata, kami benar-benar di kerajaan Surga. Segala kengerian yang kami lihat di neraka segera terlupakan. Kami benar-benar menikmati kemuliaan Tuhan. Kami menuju ke tempat rusa itu berada, di belakangnya berdiri sebuah pohon yang sangat besar! Pohon itu terletak di pusat dari Firdaus.


Alkitab berkata dalam Wahyu 2:7, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan aa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah”.


Pohon ini adalah lambang dari Yesus, sebab Yesus adalah kehidupan yang kekal. Di balik pohon itu ada sebuah sungai yang airnya sejernih kristal. Sungai itu sangat jernih dan indah, seperti sungai yang tidak mungkin ada di bumi. Kami hanya mau terus menetap di tempat itu. Seringkali kami berkata kepada Tuhan, “Tuhan tolong! Jangan keluarkan kami dari tempat ini! Kami mau disini selamanya! Kami tidak mau kembali ke bumi!” Tuhan lalu menjawab kami, “Sangat penting untuk kamu kembali dan bersaksi tentang semua hal yang telah Kusiapkan untuk mereka yang mencintaiKu, karena aku segera kembali dan hadiahKu ada bersamaKu.”


Ketika kami melihat sungai itu, kami cepat-cepat berlari ke sana dan masuk ke dalamnya. Kami teringat akan ayat yang mengatakan barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup (Yohanes 7:38). Air dari sungai ini seperti memiliki hidup di dalamnya, jadi kami membenamkan diri kami di dalamnya. Di dalam maupun di luar air kami dapat bernafas dengan normal. Sungai itu begitu dalam dan disana banyak ikan-ikan berwarna-warni berenang. Cahaya di dalam dan di luar sungai tidak berbeda; di Surga, cahaya tidak datang dari sumber yang spesifik, segalanya bercahaya dengan sendirinya. Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus adalah cahaya dari kota itu (Wahyu 21:23).Dengan tangan kami, kami mengeluarkan beberapa ikan dari air; ikan-ikan itu tidak mati. Maka kami berlari pada Tuhan dan bertanya padaNya mengapa. Tuhan tersenyum dan menjawab bahwa di Surga tak ada lagi kematian, tak ada lagi air mata dan rasa sakit (Wahyu 21:4).


Kami meninggalkan sungai dan berlari ke segala tempat yang bisa kami temukan, kami mau menyentuh dan mengalami segalanya. Kami mau membawa semuanya pulang bersama kami, karena kami begitu terkagum-kagum pada benda-benda di Surga. Segalanya di Surga tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ketika Paulus dibawa ke Surga, ia melihat hal-hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, karena kehebatan hal-hal yang ada di Kerajaan Surga (2 Korintus 12). Disana bahkan terdapat hal-hal yang sama sekali tidak bisa kami jelaskan.


Kami lalu tiba di suatu area yang sangat luas; tempat yang sangat indah dan cantik. Tempat ini dipenuhi batu-batu berharga: emas, emerald, ruby, dan berlian. Lantainya terbuat dari emas murni. Kami lalu tiba di tempat dimana terdapat tiga buku yang sangat besar. Yang pertama adalah Alkitab yang terbuat dari emas. Dalam Mazmur kita diberitahu bahwa firman Tuhan adalah teguh dan bahwa firman Tuhan tetap ada di Surga selamanya (Mazmur 119:89). Kami lalu melihat Alkitab emas besar tersebut; halaman-halamannya, ayat-ayatnya, semuanya tercipta dari emas murni.


Buku yang kedua adalah buku yang jauh lebih besar dibanding Alkitab emas. Buku itu terbuka dan sesosok malaikat sedang duduk di atasnya dan menulis di dalamnya. Bersama dengan Tuhan Yesus kami mendekat untuk melihat apa yang ditulis malaikat itu. Malaikat itu sedang menulis segala hal yang sedang terjadi di bumi. Segala hal yang sedang terjadi; termasuk tanggal, jam, segalanya tertulis di situ. Ini dilakukan supaya firman Tuhan dapat tergenapi seperti yang tertulis dalam Alkitab, bahwa kitab akan dibuka dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu (Wahyu 20:12). Malaikat itu terus menulis segala hal yang dilakukan semua manusia di bumi, baik atau buruk, semua tertulis.

Kami melanjutkan menuju tempat dimana buku ketiga berada. Buku ini bahkan lebih besar dari buku yang kedua! Buku itu tertutup, namun kami tetap mendekatinya. Kami bertujuh bersama-sama menurunkan buku itu dari tempatnya, sesuai dengan perintah Tuhan, lalu kami menaruhnya di depan pilar.


Pilar-pilar dan tiang-tiang di Surga begitu indah! Mereka tidak seperti pilar dan tiang di bumi. Tiang-tiangnya dibuat seperti kepangan / anyaman, dan itu dibuat dari batu-batu berharga yang berbeda-beda. Beberapa terbuat dari berlian, yang lain terbuat dari emerald murni, yang lain terbuat dari emas murni, dan yang lain terbuat dari kombinasi dari berbagai macam batu-batuan. Aku akhirnya mengerti bahwa Tuhan sungguh-sungguh pemilik dari semua hal, seperti yang tertulis dalam Hagai 2:9, “Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman Tuhan semesta alam”. Aku memahami bahwa Tuhan benar-benar kaya dan Ia memiliki semua kekayaan di dunia. Aku juga mengerti bahwa dunia ini beserta segala kekayaan di dalamnya ditujukan untuk memuliakan Tuhan kita, dan Ia mau memberikan itu semua bagi orang-orang yang meminta dalam kepercayaan.





Tuhan berkata, “Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberkan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu” (Mazmur 2:8). Buku ini yang kami letakkan pada tiang begitu besarnya, hingga untuk membuka halamannya kami harus berjalan untuk memindah halamannya ke sisi lain buku. Kami mencoba membaca apa yang tertulis pada buku itu seperti yang diminta Tuhan. Pada mulanya sangat sulit untuk dibaca karena itu ditulis dalam karakter asing yang tidak dapat kami mengerti. Itu begitu berbeda dari segala bahasa di bumi; itu benar-benar tulisan Surgawi. Namun dengan pertolongan dari Roh Kudus, kami diberi kemurahan untuk memahaminya. Sepertinya penutup mata telah dilepaskan dari mata kami dan kami dapat memahami tulisan itu; sejelas kami memahami bahasa kami sendiri.


Kami dapat melihat bahwa nama kami bertujuh tertulis di dalam buku itu. Tuhan memberitahu kami bahwa itu adalah kitab kehidupan (Wahyu 3:5). Kami memperhatikan bahwa nama yang tertulis di buku bukanlah nama kami yang biasa kami gunakan di bumi; nama-nama ini adalah nama baru, supaya firman Tuhan dapat dipenuhi saat itu berkata bahwa Tuhan akan mengaruniakan batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya (Wahyu 2:17).


Di Surga, kami dapat mengucapkan nama kami, namun begitu Tuhan membawa kami kembali ke bumi, nama-nama itu telah diambil dari kenangan dan hati kami. Firman Tuhan itu selamanya, dan itu pasti terpenuhi. Teman-temanku, Alkitab berkata dalam Wahyu 3:11, Jangan biarkan seorangpun mengambil mahkotamu, jangan biarkan seorangpun menghilangkan atau memindah tempat yang telah disediakan Bapa bagimu. Di Surga, tersedia jutaan hal yang sangat indah, kami bahkan tidak dapat menjelaskannya dengan mulut kami. Namun aku mau memberitahumu sesuatu, “Tuhan menantikanmu!” Tetapi hanya orang-orang yang bertahan sampai kesudahannnya yang akan diselamatkan! (Markus 13:13)



TO BE CONTINUED...



.

July 4, 2010

BAB 6: Aku Ada di Sini Karena Aku Normal

.

Mazmur 62:12

“Dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.”



Pada pagi hari dimana Tuhan mengunjungi kami di ruangan itu, Ia meraih tangan kami dan kami mulai bergerak turun. Hatiku dipenuhi ketakutan yang bahkan tidak bisa kujelaskan. Aku hanya tahu bahwa aku tidak bisa melepaskan tangan Juruselamatku. Aku merasa bahwa Yesus adalah hidupku dan cahayaku, dan semua harapanku ada padaNya; jika tidak aku akan tertinggal di tempat itu selamanya. Aku bahkan tidak pernah menyangka aku akan pergi ke tempat itu. Aku bahkan tidak percaya tempat seperti itu nyata. Bahkan sebagai orang Kristen, aku selalu menyangka bahwa api penyucian adalah neraka, namun Tuhan menunjukkan kepadaku kenyataan dari neraka.


Ketika kami tiba di neraka, aku merasakan tempat itu bergetar dan semua iblis disana berlari untuk bersembunyi, karena tidak satupun dari mereka mampu menahan kehadiran Tuhan. Kami bahkan mendengar jiwa yang terpenjara menjerit lebih nyaring, karena mereka tahu Yesus dari Nazaret ada disana. Mereka semua tahu bahwa disana ada satu pribadi yang mungkin dapat mengeluarkan mereka. Mereka memiliki harapan itu, walaupun itu hanyalah harapan palsu.





Kami berjalan sambil bergandengan tangan dengan Yesus dan tiba di bagian perzinahan. Yesus berhenti untuk melihat seorang wanita yang tubuhnya penuh dilapisi dengan api. Ketika Yesus melihatnya, ia mulai keluar dari api secara perlahan, walaupun penderitaannya tidak pernah berhenti. Kami dapat melihat bahwa ia benar-benar telanjang dan semua bagian tubuhnya masih jelas terlihat. Tubuhnya benar-benar kotor dan ia sangat bau. Rambutnya benar-benar kacau, dan ia dipenuhi dengan lumpur berwarna kuning kehijauan. Ia tidak memiliki mata dan bibirnya berjatuhan menjadi serpih-serpih kecil. Ia tidak memiliki telinga, hanya lubang. Dengan tangannya, yang telah hitam karena hangus, ia mengambil daging yang jatuh dari wajahnya dan mencoba menempelkannya kembali. Namun hal ini justru membuatnya merasakan kesakitan yang lebih parah.


Ia lalu gemetar dan menjerit lebih keras; jeritan-jeritannya tidak pernah berhenti. Ia dipenuhi ulat, dan ada seekor ular yang melingkar di lengannya. Ular itu begitu gemuk dan dipenuhi duri di seluruh permukaan tubuhnya. Angka 666 terukir di tubuh wanita itu; angka dari binatang yang disebutkan di Wahyu 13:16-18 (Dan ia menyebabkan sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya, yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam / 666).


Ia juga memiliki piringan metal tertancap di dadanya, terbuat dari metal yang tidak dikenal, metal itu tidak pernah leleh oleh api. Pada piringan itu terdapat tulisan yang terbuat dari bahasa yang aneh, namun kami dapat memahami apa yang tertulis disana. Tertulis, “AKU ADA DI SINI KARENA PERZINAHAN.”


Ketika Yesus melihatnya, Ia bertanya, “Elena, mengapa kau ada di tempat ini?” Ketika Elena menjawab Tuhan, tubuhnya meringkuk karena kesakitam yang menyiksanya. Ia berkata bahwa ia ada disana karena berzinah. Ia meminta pengampunan dari Tuhan terus berulang-ulang.

Lalu kami mulai melihat saat-saat kematiannya. Ketika ia mati, ia sedang berhubungan seks dengan salah satu teman prianya, karena ia berpikir bahwa pria yang selama ini menjadi pacarnya dan tinggal bersamanya sedang pergi dalam sebuah perjalanan bisnis. Namun, ia kembali dari pekerjaannya dan melihat Elena sedang di ranjang dengan pria lain. Lalu pria itu pergi ke dapur mengambil sebuah pisau pesar dan menancapkannya di punggung Elena. Ia tewas dan dibawa ke neraka, persis seperti keadaannya saat mati; telanjang bulat.


Di neraka, segalanya termaterialisasi dan ia masih memiliki pisau besar yang tertancap di punggungnya, membuatnya merasakan kesakitan yang hebat. Sampai saat ini, ia telah di neraka seama 7 tahun dan ia masih dapat mengingat setiap momen dalam hidup dan matinya. Ia juga teringat ketika seseorang mencoba memberitahunya tentang Yesus; bahwa hanya Ialah satu-satunya yang dapat menyelamatkannya. Namun sekarang semua sudah terlambat untuknya dan semua orang di neraka.


Firman Tuhan banyak berbicara tentang perzinahan dengan sangat jelas. Perzinahan adalah melakukan hubungan seksual di luar pernikahan. 1 Korintus 6:13, “Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh”, Juga dalam 1 Korintus 6:18 dinyatakan, “Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.”


Setelah Yesus selesai berbicara dengannya, ia ditutupi oleh selimut api yang besar dan kami tak dapat melihatnya lagi. Tapi kami tetap mendengar suara dari dagingnya yang terbakar dan teriakan yang mengerikan itu, suara yang bahkan tak dapat kujelaskan dengan kata-kata.


Selama kami berjalan dengan Tuhan, Ia menunjukkan kepada kami banyak orang disana: pemuja idola, orang-orang yang menggunakan dan mempraktekkan sihir, orang-orang tak bermoral, pezinah, pembohong, dan homoseksual. Kami begitu ketakutan, hal yang kami inginkan hanya pergi. Tetapi Yesus terus berkata bahwa penting untuk melihat agar kami dapat memberitahu yang lain, supaya mereka mau percaya.


Kami melanjutkan perjalanan dengan Yesus, bahkan memegang tanganNya semakin erat. Kami tiba di tempat yang bagiku tidak mungkin terlupakan, kami melihat lelaki muda berusia 23 tahun, dimasukkan ke dalam api sampai ke pinggangnya. Kami tidak dapat melihat apa sebenarnya yang menyiksanya, namun angka 666 terukir padanya. Ia juga memiliki piringan metal di dadanya yang bertulisan, “AKU ADA DI SINI KARENA AKU NORMAL”. Ketika ia melihat Yesus, ia mengulurkan tangannya ke arah Yesus dan memohon belas kasihan. Firman Tuhan berata dalam Amsal 14:12, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut”.





Ketika kami membaca tulisan di piringan itu yang bertuliskan “AKU ADA DI SINI KARENA AKU NORMAL”, kami bertanya pada Tuhan, “Tuhan, bagamana bisa!? Mungkinkah seseorang datang ke sini karena alasan ini?” Lalu Yesus bertanya padanya, “Andrew, kenapa kamu ada di tempat ini?” Ia menjawab, “Yesus, saat aku di bumi, aku kira membunuh dan mencuri adalah dosa, itulah mengapa aku tidak pernah mencoba untuk lebih dekat kepadaMu.” Dalam Mazmur 9:18 dikatakan, “Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah”.


Andrew membuat kesalahan besar dengan mengklasifikasikan dosa, persis seperti yang banyak dilakukan orang hari-hari ini. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 6:23). Lebih jauh, saat Alkitab berbicara tentang dosa, Alkitab tidak pernah mengklasifkaskan dosa-dosa, karena semua dosa adalah dosa. Andrew memiliki kesempatan untuk mengenal dan menerima Yesus, tapi ia tidak mengambil kesempatan yang Tuhan berikan untuknya. Mungkin ia memiliki ribuan kesempatan untuk mengenal Tuhan, tapi ia tidak pernah memiliki keinginan untuk mengenalNya, dan itu adalah alasan mengapa ia di neraka. Lalu selimut api yang besar menutupi tubuhnya dan kami tidak pernah melihatnya lagi.


Kami melanjutkan perjalanan bersama Yesus. Di kejauhan kami melihat sesuatu berjatuhan, seperti bongkahan material. Ketika kami mendekat, kami melihat bahwa itu adalah manusia yang berjatuhan ke neraka di saat itu. Orang-orang yang baru saja meninggal di bumi tanpa menerima Yesus Kristus di hati mereka, mereka semua tiba di neraka.





Kami melihat seorang pria muda, banyak iblis berlari ke arahnya dan mulai menghancurkan tubuhnya. Dengan segera, tubuhnya dipenuhi dengan ulat-ulat. Ia menjerit, “Tidak! Apa ini? Hentikan! Aku tidak mau ada di tempat ini! Hentikan! Ini pasti mimpi! Keluarkan aku dari sini!” Ia bahkan tidak tahu bahwa ia sudah meninggal, dan bahwa ia meninggal tanpa Yesus di hatinya. Iblis-iblis menjadikannya bahan lelucon dan terus menyiksa tubuhnya. Lalu angka 666 muncul di dahinya, dan sebuah piringan metal muncul di dadanya. Walaupun kami tidak bisa melihat alasan yang menyebabkan ia masuk ke neraka, kami tahu dengan pasti bahwa ia tidak akan pernah keluar lagi.





Tuhan memberitahu kami bahwa siksaan orang-orang di neraka ini akan menjadi jauh lebih parah setelah hari penghakiman. Jika mereka menderita dengan cara yang sangat buruk dan mengerikan sekarang, aku tidak bisa membayangkan bagaimana mereka akan menderita setelah hari penghakiman.


Kami tidak melihat anak kecil di sana. Kami hanya melihat ribuan dan ribuan orang-orang muda; laki-laki dan perempuan dari berbagai kebangsaan. Lagipula, di neraka tidak ada lagi kebangsaan atau level sosial, semua datang untuk disiksa dan dihukum. Disana ada satu hal yang diinginkan semua orang, yaitu kesempatan untuk keluar, paling tidak untuk satu detik. Mereka juga menginginkan setetes air untuk menyegarkan lidah mereka, seperti kisah orang kaya di Alkitab (Lukas 16:19), namun itu tidak mungkin lagi, mereka memilih kemana mereka mau untuk menghabiskan keabadian mereka. Mereka memilih untuk menghabiskannya tanpa Tuhan. Tuhan tidak pernah mengirim siapapun ke neraka, semua tiba disana berdasarkan perbuatan mereka sendiri. Galatia 6:7, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.”





Hari ini, kau mendapat kesempatan besar untuk mengubah tujuan abadimu. Yesus masih ada sekarang, dan Alkitab berkata bahwa saat kita memiliki hidup, kita juga memiliki harapan. Hari ini kau memiliki hidup, jangan lewatkan kesempatan, bisa saja ini kesempatanmu yang terakhir. Kumohon percayalah tentang neraka. Ini sungguh! Ini kenyataan! Jangan keraskan hatimu, jangan menjadi orang bebal seperti yang dinyatakan oleh Abraham:


Lukas 16:27-31

Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.

Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.

Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.

Kata Abaham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”



Tuhan memberkatimu.



TO BE CONTINUED...

(Next chapter we will go to Heaven)



.

July 1, 2010

BAB 5: Cinta di Bumi, Kebencian di Neraka

.

Hasil Translation dari 7 Columbia Youth go to Hell and Heaven
(Chapter 5 from 12 chapters)



Roma 6:23

“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”



Ketika kami turun ke sana, aku merasakan rasa sakit dan merasakan pengalaman mejadi orang mati. Aku begitu ketakutan dengan apa yang aku lihat. Aku menyadari ada begitu banyak orang di sana; semua berteriak dan menangis. Di sana benar-benar gelap, namun dengan keberadaan Tuhan, kegelapan itu lenyap. Kami melihat ribuan dan ribuan jiwa menangis dan meminta pertolongan dan belas kasih. Mereka menjerit kepada Tuhan untuk mengeluarkan mereka dari tempat itu. Kami juga merasakan kesakitan yang luar biasa karena kami tahu bahwa Tuhan sangat menderita kapanpun Ia melihat mereka.


Banyak yang menangis kepada Tuhan untuk mengeluarkan mereka hanya untuk satu menit, hanya untuk satu detik. Tuhan akan menanyai mereka, “Kenapa kau mau keluar?”, dan mereka akan menjawab, “Karena aku mau diselamatkan! Aku mau bertobat dan diselamatkan!” Bagaimanapun, sudah terlambat bagi mereka.


Bagi kau yang membaca tulisanku sekarang, sekaranglah kesempatan untuk memilih tujuan abadimu. Kau dapat memilih keselamatan yang kekal, atau siksaan yang kekal.


Kami masuk makin jauh. Aku melihat lantai tempat kami berjalan mulai dihancurkan oleh api; lumpur dan api keluar melaluinya. Disana juga tercium aroma yang menjijikkan dimanapun. Kami merasa begitu sedih dan pusing karena aroma dan jeritan-jeritan semua orang.


Di kejauhan kami melihat seorang pria, yang dimasukkan ke dalam lumpur api sampai ke pinggangnya. Kapanpun ia menjulurkan tangannya, daging dari tulang-tulangnya akan berjatuhan ke dalam lumpur. Kami dapat melihat kabut kelabu di dalam tulangnya, maka kami bertanya pada Tuhan apa itu. Kabut tipe ini dimiliki setiap orang di neraka. Tuhan menjelaskan kepada kami bahwa itu adalah jiwa mereka yang terperangkap di dalam tubuh dosa; seperti yang tertulis dalam Wahyu 14:11: “Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.”




Kami mulai memahami banyak hal yang telah kami abaikan di bumi; paling terutama, pesan terjelas adalah bahwa hidup kita di bumi menentukan dimana kita akan tinggal dalam keabadian.

Saat kami berjalan dengan bergandengan tangan pada Tuhan, kami menyadari bahwa neraka memiliki banyak tempat yang berbeda dengan level siksaan yang berbeda-beda. Kami datang di suatu tempat yang memiliki banyak sel yang berisi jiwa-jiwa yang tersiksa. Jiwa-jiwa itu disiksa dengan banyak tipe iblis. Iblis-iblis itu akan mengutuki jiwa itu, berkata, “Kamu makhluk terkutuk, sembah setan! Layani dia seperti yang kau lakukan ketika kau masih di bumi!” Jiwa itu sangat menderita karena ulat-ulat; dan apinya seperti air keras yang melapisi seluruh tubuhnya.


Kami melihat dua pria di dalam satu sel, tiap orang memegang belati di tangannya dan mereka saling menusuki satu dengan yang lain. Mereka akan berkata kepada yang lain, “Kau makhluk terkutuk! Karena kamulah aku ada disini! Kamu membuatku ada disini karena kamu telah membutakan aku untuk menerima kebenaran dan tidak membiarkanku mengenali Tuhan! Kamu tidak membiarkanku menerimaNya! Banyak kesempatan datang padaku tapi kau tidak membiarkanku menerimaNya! Itulah kenapa aku disini, disiksa siang dan malam!”


Melalui penglihatan, Tuhan menunjukkan kepada kami kehidupan mereka di bumi. Kami melihat mereka di bar bersama. Sebuah argumen dimulai yang berujung pada perkelahian. Mereka sudah mabuk. Salah satu dari mereka mengambil botol yang pecah dan yang lain mengeluarkan pisau. Mereka bertarung hingga tiap-tiap mereka terluka parah dan mati. Kedua pria itu terkutuk untuk mengulang skenario tersebut selamanya. Mereka juga tersiksa dengan kenangan bahwa mereka pernah menjadi sahabat di bumi, cinta mereka bagaikan cinta kakak-beradik.


Aku mau memberitahumu sekarang, hanya ada satu teman sejati, dan namaNya adalah Yesus dari Nazaret. Dialah teman yang sebenarnya. Ia adalah teman yang setia, yang selalu bersamamu dalam segala perkara.


Selama kami melanjutkan berjalan, kami melihat seorang wanita dalam sel, ia berguling-guling dalam lumpur. Rambutnya benar-bena kacau dan penuh lumpur. Di dalam sel itu terdapat ular yang sangat besar dan gemuk. Ular itu mendekatinya, mengelilingi tubuhnya, dan masuk ke dalam tubuhnya melalui alat kelaminnya. Ia dipaksa melakukan hubungan seksual dengan ular itu. Di neraka, semua pria dan wanita yang menghidupi perzinahan dipaksa mengulang semua perzinahan mereka. Namun, mereka harus melakukannya dengan ular-ular yang dilapisi dengan duri sepanjang 6 inci. Ular itu menghancurkan tubuh wanita itu tiap kali ia masuk ke dalam tubuhnya. Ia menjerit kepada Tuhan dan meminta kepadanya untuk menghentikannya. Ia tidak mau menderita lagi. “Buatlah ini berhenti! Aku tidak akan melakukannya lagi! Tolong! Buatlah ini berhenti!” Ia memohon kepada Tuhan sedangkan ular itu masuk ke dalamnya dan menghancurkan tubuhnya terus berulang-ulang.




Kami mencoba menutupi telinga kami dari tangisannya namun kami masih bisa medengarnya. Kami bahkan mencoba lebih keras untuk menutup telinga kami, namun sia-sia saja. Kami berkata kepada Tuhan, “Tolong Tuhan, kami tidak mau melihat dan mendengar hal ini lagi! Tolong!” Tuhan berkata, “Sangat penting bagi kalian untuk melihat hal ini, jadi kalian bisa memperingatkan yang lain, karena orang-orangku sedang dihancurkan, orang-orangku mengabaikan keselamatan yang sejati, jalan keselamatan yang sesungguhnya.”


Kami melanjutkan berjalan dan kami melihat danau raksasa dengan ribuan dan ribuan manusia dalam kobaran api. Mereka melambai-lambaikan tangan mereka meminta pertolongan, namun ada banyak iblis melayang-layang di tempat itu. Iblis-iblis itu menggunakan tombak dengan ujung berbentuk ‘S’ untuk menyakiti semua orang yang terbakar di danau. Iblis-iblis mengejek dan mengutuk mereka dengan berkata, “Kau makhluk terkutuk! Sekarang kau harus menyembah setan! Sembah dia, sembah dia seperti yang kau lakukan ketika kau di bumi!” Disana ada ribuan manusia. Kami begitu ketakutan, kami merasa bahwa jika kami tidak memegang tangan Tuhan, kami akan ditinggalkan di tempat yang mengerikan itu. Kami ketakutan akan hal yang kami bayangkan.


Di kejauhan kami melihat seorang pria berdiri dengan kesakitan yang sangat hebat dan pederitaan. Ia memiliki dua iblis yang melayang mengitarinya, menyiksanya. Mereka akan menusukkan tombak mereka ke dalam tubuhnya dan menarik keluar tulang rusuknya. Mereka juga menjadikannya bahan lelucon setiap saat. Lebih jauh, Tuhan menunjukkan pada kami bahwa ia disiksa dari rasa kekuatiran akan keluarganya yang ia tinggalkan di bumi. Pria itu tidak mau keluarganya tiba di tempat penyiksaan yang sama. Ia begitu khawatir karena ia tidak pernah memberi mereka pesan keselamatan. Ia tersiksa karena ia ingat bahwa mereka pernah mendapat kesempatan untuk menerima pesan itu. Ia adalah orang yang sangat penting untuk memberikan pesan ini kepada keluarganya, namun ia memilih untuk mengabaikannya, dan sekarang ia begitu kuatir pada anak-anaknya dan istrinya.




Siksaannya berlanjut dengan iblis memotong kedua tangannya, ia jatuh ke dalam lumpur api. Karena kesakitan yang diakibatkan lumpur api, ia menggeliat-geliut seperti cacing dari satu tempat ke tempat lain. Dagingnya berjatuhan dari tulangnya karena panas. Ia lalu mulai menjalar seperti ular, mencoba keluar dari sana. Namun tiap kali ia mencoba keluar, iblis-iblis mendorongnya untuk kembali dan ia dimasukkan lebih dalam ke dalam lumpur api.


Kami lalu melihat kumpulan iblis di satu tempat. Sesuatu menarik perhatianku, aku melihat bahwa salah satu iblis kehilangan sebelah sayapnya. Aku bertanya pada Tuhan, “Tuhan. Mengapa iblis ini kehilangan satu sayap?” Tuhan menjawab, “Iblis itu dikirim ke bumi dengan satu tujuan, namun ia tidak menyelesaikan tugasnya, dan ia dikembalikan ke neraka oleh salah satu hamba Tuhan. Lalu setan datang dan menghukumnya, dan memotong salah satu sayapnya.” Lalu aku mengerti, bahwa sebagai umat Kristen, kita memiliki otoritas dan kekuatan dalam nama Yesus untuk mengusir semua iblis dan pengikut-pengikutnya.


Bagi temanku yang sedang membaca kata-kata ini sekarang, testimoni ini bukan untuk mengutuk, namun untuk menyelamatkan; supaya kau dapat menguji dirimu sendiri dan melihat kondisi hatimu di hadapan Tuhan. Pesan ini ada supaya kau bisa mengubah jalan-jalanmu, demi keselamatan dan bukan untuk hukuman. Saat ini, angkat hatimu kepada Tuhan dan akuilah dosa-dosamu, jadi apabila Tuhan hadir saat ini, kau bisa ikut pergi bersamaNya, dan bukan pergi ke tempat penyiksaan dimana di dalamnya terdapat ratap dan kertak gigi. Disana, kau baru akan mengerti mengapa Yesus membayar harga yang begitu mahal di atas salib kalvari.


Kami melihat banyak orang di neraka yang tidak menyadari mengapa mereka ada disana. Hidup mereka dipenuhi begitu banyak aktivitas yang mereka pikir bukanlah dosa. Temanku, ujilah dirimu! Jangan berpikir bahwa berbohong, mencuri, menjadi sombong adalah hal-hal yang biasa untuk dilakukan! Ini semua adalah dosa di mata Tuhan! Saudaraku, berbaliklah dan berhentilah melakukan hal-hal ini! Aku memberimu pesan ini supaya kau mau berhenti berbuat dosa secara sengaja, dan melihat lebih dekat wajah dari Tuhan.



TO BE CONTINUED...



.